Invasi ke Ukraina, Rusia Malah Terjebak 'Neraka' Sendiri

Invasi ke Ukraina, Rusia Malah Terjebak 'Neraka' Sendiri

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 04 Mar 2022 18:00 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina - penjelasan strategi Putin menggunakan peta
Ilustrasi/Foto: BBC World
Jakarta -

Imbas invasi militer yang dilakukan ke Ukraina, kini Rusia malah kena getahnya. Sederet dampak buruk menghampiri ekonomi Rusia imbas dari perang yang terjadi.

Dampak paling besar terjadi karena usai Rusia menyerang Ukraina, banyak negara-negara besar memberikan sederet sanksi ekonomi ke Rusia.

Lalu, apa saja dampak yang diterima oleh Ukraina? Ini daftarnya yang dirangkum detikcom, pada Jumat (4/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Ditinggal Perusahaan Besar

Setelah agresi militer Presiden Vladimir Putin di Ukraina, beberapa perusahaan barat ramai-ramai mengumumkan mereka akan 'cabut' dari Rusia.

Dikutip dari BCC, sederet perusahaan di berbagai sektor telah mengumumkan untuk meninggalkan Rusia. Mulai dari sektor energi misalnya, beberapa perusahaan migas besar mulai meninggalkan proyeknya di Rusia.

ADVERTISEMENT

Misalnya, British Petroleum yang mengatakan akan melepas sahamnya di Rosneft, raksasa migas Rusia. Padahal, Rosneft sendiri telah menyumbang seperlima dari keuntungan terbaru perusahaan.

Di sisi lain, Shell pun bisa mengorbankan hingga US$ 3 miliar hanya untuk keluar dari usahanya dengan Gazprom.

Kemudian, ada juga beberapa peritel yang 'cabut' dari Rusia. Paling baru, raksasa furnitur Swedia, Ikea telah menghentikan operasinya di Rusia. Itu mempengaruhi 17 toko, meskipun perusahaan induk Ikea tetap membuka pusat perbelanjaan Mega.

Raksasa ritel Swedia lainnya, H&M, juga telah menangguhkan penjualan di Rusia, dan lebih banyak merek kemungkinan akan mengikuti, beberapa merek besar lain yang menutup pasarnya di Rusia mulai dari Rusia, Booho, hingga Burberry.

Raksasa teknologi Apple juga menghentikan penjualan produknya di Rusia. Mereka pun menutup toko-toko penjualannya di Rusia.

Masih banyak perusahaan lain yang hengkang dari Rusia, mulai dari perusahaan otomotif sampai ke perusahaan hiburan.

2. Badai PHK

Dilansir dari CNN, badai PHK terjadi setelah beberapa toko ritel tutup di Rusia. Misalnya saja Ikea, perusahaan telah menutup 17 toko yang ada di Rusia dan negara sekutunya.

Mereka mengatakan konflik tersebut memiliki dampak kemanusiaan yang besar dan mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan dan kondisi perdagangan. Maka dari itu perusahaan telah memutuskan untuk menghentikan sementara semua operasi manufaktur dan ritel di Rusia.

Perusahaan mengatakan ada sekitar 15.000 pekerja yang akan terkena dampak langsung alias kena PHK dari penutupan toko di Rusia dan negara sekutunya. Namun, perusahaan mengaku kemungkinan akan tetap membayar para karyawan dalam jangka waktu dekat.

"Ambisi kelompok perusahaan adalah jangka panjang dan kami telah mengamankan pekerjaan dan stabilitas pendapatan untuk waktu dekat dan memberikan dukungan kepada mereka dan keluarga mereka di wilayah tersebut," kata IKEA dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan pakaian H&M Group yang memiliki 168 toko di Rusia, juga mengumumkan mereka telah menutup sementara toko-tokonya di Rusia.

Perusahaan tak menyebutkan berapa banyak karyawan yang akan terdampak. Namun, melihat jumlah tokonya kemungkinan akan banyak karyawan yang terdampak penutupan ini.

"H&M Group peduli dengan semua kolega dan bergabung dengan semua orang di seluruh dunia yang menyerukan perdamaian," ujar H&M dalam pernyataannya.

3. Maskapai Kandangkan Pesawat

Bisnis penerbangan Rusia juga kena getahnya usai negara tersebut melakukan invasi ke Ukraina. Dilansir dari news.com.au, salah satu maskapai penerbangan utama Rusia, Aeroflot disebut akan mengandangkan sebagian besar armadanya.

Hal ini dilakukan setelah pesawatnya dilarang terbang di berbagai negara sebagai konsekuensi sanksi atas invasi ke Ukraina.

Aeroflot mengumumkan sejak Minggu malam, mereka menangguhkan penerbangan ke Eropa setelah Uni Eropa menutup wilayah udaranya untuk semua pesawat Rusia.

Pengumuman itu muncul setelah Uni Eropa mengatakan mereka akan menutup wilayah udaranya untuk kapal induk Rusia. Langkah ini dikeluarkan setelah serangkaian sanksi yang dikenakan pada Rusia.

"Aeroflot menangguhkan penerbangan jaringan rute Eropa mulai 28 Februari 2022 hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata perusahaan itu di situs webnya.

Di sisi lain, pemerintah Rusia juga telah melarang penerbangan dari sejumlah negara seperti Inggris, Latvia, Lithuania, Estonia, Slovenia, Bulgaria, Polandia, dan Republik Ceko.

Negara-negara lain di luar Eropa juga telah mengambil tindakan terhadap Aeroflot. Data Flight Radar, sistem pelacakan penerbangan menunjukkan sejumlah pesawat maskapai itu berbondong-bondong kembali ke Rusia dari Amerika.


Hide Ads