Banyak Perusahaan yang Mau Hengkang, Rusia Mulai Panik

Terpopuler Sepekan

Banyak Perusahaan yang Mau Hengkang, Rusia Mulai Panik

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 05 Mar 2022 13:15 WIB
Infografis Rusia diboikot habis-habisan
Ilustrasi/Foto: Infografis detikcom/Denny
Jakarta -

Pemerintah Rusia saat ini sedang kelimpungan menjaga agar perusahaan asing tak hengkang dari negaranya. Memang banyak perusahaan yang ingin pergi dari Rusia karena penyerangan Rusia kepada Ukraina yang membuat ekonomi tertekan dan banyak sektor terganggu.

Dilansir dari CNN, disebutkan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin, saat ini pemerintah mengeluarkan larangan penjualan aset hingga masalah ini selesai.

"Keputusan Presiden sudah disiapkan untuk melarang aset keluar dari Rusia. Kami harap mereka tetap ada di sini," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, perusahaan minyak raksasa BP merupakan salah satu yang ingin meninggalkan Rusia sejak penyerangan ke Ukraina.

Pada Minggu BP berencana untuk mencabut 19,57% di perusahaan minyak terbesar Rusia Rosneft.

ADVERTISEMENT

Kemudian Shell dan Equinor dari Norwegia yang ingin meninggalkan Rusia. Lalu TotalEnergies yang menyatakan tak akan menyediakan modal baru untuk proyek-proyek di Rusia.

Saat ini Rusia sedang berjuang untuk mencegah krisis keuangan setelah AS, Uni Eropa dan negara sekutu lainnya memberikan sanksi di sistem perbankan dan pembekuan cadangan devisa ratusan miliar dolar AS.

Analis mengungkapkan sanksi ini bisa menyebabkan krisis pada sektor perbankan di Rusia. Selain itu Rubel juga terperosok dalam hingga 25% pada Senin dan saat ini Rubel hanya bernilai satu sen AS.

Pemerintahan Rusia berupaya menempuh langkah darurat untuk menstabilkan sistem keuangan. Misalnya bank sentral mengerek suku bunga lebih dari dua kali lipat menjadi 20% dan melarang pialang Rusia menjual sekuritas yang dipegang oleh orang asing.

Pemerintah juga meminta eksportir untuk menukar 80% pendapatan mata uang asing mereka dengan rubel dan melarang penduduk Rusia untuk melakukan transfer bank di luar Rusia.

"Saya yakin sanksi ini akan dihentikan," kata dia.

(kil/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads