Para warga di New York, Amerika Serikat (AS) telah melakukan unjuk rasa dan memboikot semua hal yang berbau Rusia, bahkan jika hanya sekadar menyematkan nama 'Rusia' dalam sebuah tempat makanan. Hal itulah yang tengah terjadi pada restoran The Russian Tea Room.
The Russian Tea Room adalah restoran yang menjadi tempat menarik bagi para penduduk lokal hingga turis di New York sejak lama. Diketahui, salah satu ikon New York tersebut telah hampir berusia dari 100 tahun.
Tidak jauh dari lokasi Ruang teh Rusia, ada banyak orang yang menghadiri sebuah konser di Carnegie Hall. Biasanya setelah menonton konser orang-orang akan makan di sana, karena jaraknya yang cukup dekat dengan Carnegie Hall.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat waktu makan siang pada Kamis (3/3/2022), restoran itu hampir kosong. Terlihat hanya ada 2 dari 30 lebih meja merah yang diduduki pelanggan, begitu seperti dikutip detikcom dari laman CNN Business (6/3/2022).
Pada hari yang sama Kamis (3/3/2022), menanggapi hal tersebut manajer restoran The Russian Tea Room dan stafnya menolak untuk berkomentar, ketika dikunjungi oleh seorang reporter. Namun, sang pemilik restoran menyadari bahwa adanya invasi Rusia ke Ukraina telah sangat merugikan bisnisnya itu.
Sejalan dengan pemboikotan yang dilakukan warga NY, pernyataan serupa juga diposting ke situs web restoran. Dalam situsnya pihak restoran menyertakan bendera Ukraina, dengan kata-kata "Solidaritas dengan Ukraina. Kami menentang Putin".
Terlepas dari namanya, The Russian Tea Room sebenarnya sama sekali bukan milik orang Rusia. Melainkan dimiliki oleh kelompok keuangan yang didirikan di New York.
Ceritanya bersambung ke halaman selanjutnya ya.
Simak juga 'Wanita Ukraina Ini Bawa Kucingnya untuk Ngungsi':