Saran Buat Pemerintah Supaya Bisa Cetak Banyak Lapangan Kerja Usai Pandemi

Saran Buat Pemerintah Supaya Bisa Cetak Banyak Lapangan Kerja Usai Pandemi

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Minggu, 06 Mar 2022 12:15 WIB
Ilustrasi Lowongan Kerja
Foto: Ilustrasi Lowongan Kerja (Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta -

Penerapan ekonomi sirkular diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah yang besar.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa penerapan ekonomi sirkular akan menciptakan pertumbuhan ekonomi hingga 2,5 persen dari PDB.

Ketua Bidang Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Lingkungan Hidup Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Robert Muda Hartawan mengatakan sangat setuju dengan penerapan Ekonomi sirkular ini karena nantinya akan mempertahankan dan memperpanjang nilai sebuah produk selama mungkin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekonomi sirkular ini akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk menjadi lebih hijau dan berkelanjutan, tetapi juga membawa manfaat langsung melalui penciptaan pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan. Saya yakin ekonomi sirkular ini bisa berdampak bagus untuk perekonomian Indonesia," Kata Robert pada Minggu (6/3/2022).

Adapun, berdasarkan kajian Bappenas, penerapan ekonomi sirkular dapat mengurangi limbah pada lima sektor prioritas tersebut sebesar 18 hingga 52 persen dibandingkan hanya dengan skenario business as usual pada 2030.

ADVERTISEMENT

"Ekonomi sirkular akan menjadi masa depan ekonomi global dan perusahaan. Dengan konsep circular economy, sampah, termasuk makanan, bisa menjadi sumber daya baru. Apalagi kita tau, setengah dari sampah kota berasal dari sisa makanan," ujar Robert.

Robert juga menambahkan dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) dengan instalasi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) juga dinilainyabisa menjadi solusi dari dampak negatif karbon emisi. Pada 2018, sampah kota menyumbang 43 ribu ton CO2, atau setara dengan 34% emisi dari sektor persampahan.

"Untuk penerapan ekonomi sirkular ini, memang tidaklah mudah masih banyak tantangan dan permasalahan. Seperti menghadapi masalah yang sistemik, termasuk di antaranya sampah yang terdiri atas plastik, tekstil, dan makanan. Tetapi Indonesia Perlu mulai menerapkan dan mengkaji lebih serius untuk penerapan ekonomi sirkular ini," tutup Robert.

(dna/dna)

Hide Ads