Wacana kenaikan tarif KRL Commuter Line mengemuka di awal tahun ini. Disebutkan tarif KRL rencananya akan naik bulan April mendatang. Anak kereta (anker) bisa tenang.
Kini, Kementerian Perhubungan menegaskan kenaikan tarif KRL tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Juru bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyatakan tarif dijamin tidak akan naik di dekat-dekat bulan puasa dan lebaran.
Artinya, tarif KRL Commuter Line tidak akan naik hingga bulan Mei mendatang. Sejauh ini dia bilang belum ada waktu pastinya soal kenaikan tarif, pemerintah akan memantau situasi dan kondisi terkini di tengah masyarakat dalam rangka menentukan waktu yang tepat untuk kenaikan tarif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyesuaian tarif KRL tidak akan dilakukan sebelum puasa dan lebaran. Sementara ini belum ada penetapan waktu pastinya. Kami masih melihat situasi dan kondisi yang berkembang, termasuk juga masa bulan puasa dan lebaran yang sebentar lagi tiba," ujar Adita kepada detikcom, Senin (7/3/2022).
Soal apakah setelah lebaran tarif KRL akan naik, Adita tidak menjawab secara rinci. Dia mengatakan pemerintah akan mengkaji waktu yang tepat untuk melakukan penyesuaian tiket KRL.
"Setelah itu (Lebaran) pun kami pasti akan kaji lagi waktu implementasinya," tegas Adita.
Dalam catatan detikcom, usulan kenaikan tarif KRL datang dari Ditjen Perkeretaapian. Adapun tarif yang akan naik adalah tarif dasar sejauh 25 kilometer (km) untuk perjalanan pertama KRL. Kenaikan tarif itu direncanakan pada bulan April.
Bila awalnya tarif KRL untuk 25 km pertama hanya Rp 3.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp 5.000. Tepatnya tarif KRL bakal naik Rp 2.000. Sementara itu, untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap di angka Rp 1.000. Tidak mengalami kenaikan.
Adita mengatakan angka tersebut adalah hasil survey yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Angka pasti kenaikan tarif yang akan dilakukan juga masih dikaji oleh pihaknya.
"Kalau hasil surveynya kan itu yang sudah disampaikan ke publik. Angka pastinya tentu akan ada dalam range hasil survey tersebut," ungkap Adita.
Lihat juga video 'Intip Jalur Layang Manggarai yang 'Aesthetic' Kayak di Jepang':
Kemenhub sendiri memang tak menampik wacana kenaikan tarif Commuter Line sedang dibahas di internal kementerian. Sebelumnya, Adita mengatakan mengatakan usulan menaikkan tarif KRL muncul karena didasari beberapa pertimbangan.
Mulai dari pelayanan dan pembangunan prasarana dan sarana kereta api yang sudah semakin baik. Sebagai contoh saja, perbaikan layanan berupa waktu tempuh yang lebih cepat.
"Misalnya, berkurangnya waktu tempuh dan waktu antrian masuk ke Stasiun Manggarai, yang sebelumnya memang cukup menghambat," ujar Adita dalam keterangannya, Kamis (13/1/2022) yang lalu.
Selain itu beberapa penambahan infrastruktur mulai dari rel dwiganda hingga revitalisasi Stasiun Jatinegara, Stasiun Cikarang, dan Stasiun Bekasi juga telah dilakukan. Hal itu dinilai dapat memberi kemudahan, keamanan, dan kenyamanan kepada konsumen KRL.
Selain itu, yang juga perlu digarisbawahi juga adalah selama enam tahun yakni sejak 2015 pemerintah belum pernah melakukan penyesuaian tarif KRL. Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan Kemenhub juga banyak yang mendukung adanya wacana penyesuaian tarif KRL ini.
"Cukup wajar jika kemudian muncul wacana untuk menaikkan tarif, setelah berbagai layanan kepada konsumen terus ditingkatkan," tutur Adita.
(hal/zlf)