Belajar dari Heboh Paris Fashion Show, Jangan Ngibul Kalau Promosi Produk

Belajar dari Heboh Paris Fashion Show, Jangan Ngibul Kalau Promosi Produk

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 08 Mar 2022 13:49 WIB
Pariss Eiffel Tower attracts around seven million visitors a year, of which nearly nine in 10 are foreign tourists (AFP Photo/Kenzo Tribouillard)
Foto: AFP Photo/Kenzo Tribouillard
Jakarta -

Sejumlah produk asal Indonesia tampil di Paris Fashion Show. Produk asal Indonesia disebut tampil dalam gelaran Paris Fashion Week 2022, namun kenyataannya tidak begitu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam sebuah konferensi pers menyatakan bahwa Gekraf Paris Fashion Show during Paris Fashion Week 2022.

Ini artinya influencer, artis, dan produk yang berangkat ke Paris dalam acara Paris Fashion Show. Namun, dari penelusuran detikcom ada beberapa produk yang terang-terangan menyebut jika mereka akan tampil di Paris Fashion Week. Seperti Geprek Bensu yang mengunggah video dengan tulisan Paris Fashion Week 2022 dan hashtag #BensuPedaskanParis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian akun Instagram Danhyohiyoji yang berkolaborasi dengan 3Second mengunggah video teaser Paris Fashion Week.

"Suatu kebanggaan kami bisa menjadi salah satu brand Indonesia yang akan tampil di Paris Fashion Week 2022!," tulisnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal tersebut Pakar pemasaran sekaligus Founder & Chairman MarkPlus, Hermawan Kartajaya mengungkapkan dalam mempromosikan sebuah produk seharusnya tim pemasaran harus berhati-hati.

"Branding itu tidak boleh sembarangan. Percuma kalau bikin promosi dengan bikin sensasi, nggak ada gunanya," kata dia.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak Video: Menparekraf Soal Heboh Brand Lokal Klaim Show di Paris Fashion Week

[Gambas:Video 20detik]



Hermawan mengungkapkan untuk strategi pemasaran, sebuah produk harus memegang prinsip digital, humanity, dan strategy.

"Jadi marketing is digital, anyway. Only humanity differentiates you from other marketeers, to create impact. Kemudian are you ESG-Strategic or just story telling tactical," tambah dia.

Pengamat bisnis dan pakar brand Yuswohady mengungkapkan jika strategi mendompleng nama besar ini memang kerap kali dilakukan di dunia marketing.

Namun untuk kasus Paris Fashion Show vs Paris Fashion Week ini bisa jadi pembohongan publik. "Mungkin mereka pikir orang nggak tahu, ini jadi ada unsur pengelabuan publik. Nggak akan ketahuan kalau nggak diungkap," jelas dia.

Menurut Yuswohadi, sebaiknya produk asal Indonesia tak lagi menggunakan strategi seperti itu dan lebih baik jujur jika memang pergi ke luar negeri dan berada dalam acara yang sebenarnya.

"Jadi lebih baik apa adanya, sampaikan kalau ada di event yang sebenarnya. Jangan potong kompas (memintas jalan) dengan tampil di luar negeri dan klaim jadi brand dunia," tambah dia.

Sebagai pebisnis dan pemilik produk sebaiknya memahami proses panjang dari merek-merek yang sudah ada lebih dulu, sehingga produk akan terlihat profesional dan memiliki etika yang baik.


Hide Ads