Mendag Curhat Dapat Julukan Menteri Urusan Minyak Goreng

Mendag Curhat Dapat Julukan Menteri Urusan Minyak Goreng

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 10 Mar 2022 10:29 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menutup gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 Digital Edition kemarin. Hingga hari terakhir penyelenggaraannya, acara yang dilaksanakan sejak 21 Oktober 2021 berhasil membukukan total nilai transaksi sebesar US$ 6,06 miliar.
Mendag M Lutfi/Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Masalah minyak goreng yang langka di pasaran hingga harganya yang masih mahal belum juga usai. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan dirinya sampai mendapat julukan baru yakni Menteri Urusan Minyak Goreng.

Hal ini dikatakan saat dirinya menjelaskan tahun ini lebih banyak tantangan dalam perekonomian. Terutama berkaitan dengan komoditas pangan, minyak goreng.

"Harga minyak nabati naik 201,7 point naik hampir 27% dibandingkan periode yang sama sebelumnya. Saya bukan mencari jalan keluar yang singkat karena saya saat ini terkenal sebagai Menteri Urusan Minyak Goreng karena permasalahan kita yang masih terlihat," ujarnya Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2022, Kamis (10/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lutfi pun mengakui adanya kelangkaan minyak goreng di pasaran. Padahal berdasarkan data yang dia miliki, Indonesia telah mengumpulkan sekitar 570.000 ton minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

"Setelah 24 hari adanya Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak sawit mentah kita sudah mendapatkan setidaknya 570.000 ton yang sudah mestinya dibagikan kepada rakyat Indonesia," ucapnya

ADVERTISEMENT

"Kalau rakyat Indonesia sebanyak 270 juta, kasarnya sampai hari ini dalam 24 hari dapat satu orang 2 liter daripada minyak goreng. Tetapi di market barangnya tidak ada," lanjutnya.

Simak video 'Mendag Ungkap Penyebab Minyak Goreng Jadi Langka dan Mahal':

[Gambas:Video 20detik]



Lutfi ungkap biang kerok minyak goreng langka. Cek halaman berikutnya.

Lutfi menjelaskan kelangkaan minyak goreng ini akibat permasalahan di sistem distribusi. Namun dia tidak menjelaskan apa saja masalah yang ditemukannya.

"Ketika kita harus turun ke bawah melihat sistem distribusi kita, karena hilangnya ini masalahnya di sistem distribusi-distribusi. Ini bukan pekerjaan yang mudah," ungkapnya.

Menurutnya, ke depan masalah perekonomian seperti rantai pasokan yang terjadi akibat pandemi akan bertambah parah. Hal itu disebabkan karena adanya konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Terbaru konflik Rusia dan Ukraina yang masih berpotensi sebagai problem yang besar di masa yang akan datang," ujarnya.

Apa lagi banyak komoditas yang berdampak langsung dengan keadaan internasional. Misalnya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

Saat ini harga CPO di luar negeri dan dalam negeri sudah terpisah. Lutfi mengungkap harga CPO Internasional sudah mencapai hampir Rp 23.000 per liter. Sedangkan di dalam negeri hampir Rp 16.000 per liter.

"Harga CPO dunia naik, harganya sempat di Kuala Lumpur 8.000 Ringgit rekor breaking. Pada saat bersamaan sebagai penghasil CPO terbesar dunia kita ingin men split antara harga internasional dan harga lokal. Tetapi di situ Kementerian Perdagangan melihat kita sudah biasa menghadapi mekanisme pasar," ucapnya.


Hide Ads