Rusia menegaskan dapat menyita aset perusahaan dari Negara Barat yang telah meninggalkan di Negara Beruang Merah itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menindak tegas perusahaan yang meninggalkan Rusia. "Kita perlu bertindak tegas kepada perusahaan yang akan menutup produksi mereka," kata Putin, melansir CNN, Jumat (11/3/2022).
Sementara itu, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan saat ini undang-undang telah dirancang untuk mendukung aksi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika pemilik asing menutup perusahaan secara tidak wajar, maka dalam kasus itu pemerintah dapat mengusulkan pemberlakuan administrasi eksternal. Bergantung pada keputusan pemilik yang akan menentukan nasib perusahaan di masa depan," kata Mishustin.
Tindakan Rusia ini muncul karena lebih dari 50 perusahaan ternama dunia menarik diri dari Rusia setelah invasi militer yang dilakukan ke Ukraina. Perusahaan itu menutup toko, pabrik dan menangguhkan operasi hanya selang sepekan Rusia menyerang Ukraina.
Adapun perusahaan-perusahaan itu antara lain McDonalds, Coca-Cola dan Apple, serta grup minyak besar terkemuka, seperti BP dan Shell. Langkah itu diikuti oleh Goldman Sachs yang menegaskan bahwa mereka berhenti beroperasi di Rusia.
Pemerintah Rusia mengeluarkan daftar barang dan peralatan yang yang akan disita alias tidak boleh dipindahkan ke luar negeri oleh perusahaan-perusahaan asing yang kabur.
Daftar tersebut mencakup lebih dari 200 item, termasuk sarana teknologi, telekomunikasi, peralatan medis, kendaraan, mesin pertanian, peralatan listrik serta mobil dan lokomotif kereta api, kontainer, turbin, logam, batu, mesin pengolah, monitor, proyektor, konsol, dan panel. Pembatasan tersebut akan terus berlaku hingga akhir tahun 2022.
(zlf/zlf)