Harga Nikel Meroket, Saham Produsen Ikut Terkerek?

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Minggu, 13 Mar 2022 09:21 WIB
Tambang nikel/Foto: dok. Antam
Jakarta -

Harga komoditas nikel naik di tengah kondisi geopolitik yang memanas karena perang Rusia-Ukraina. Kenaikan harga ini diyakini bisa mengerek harga saham.

Pada pekan lalu, harga nikel naik tinggi. Harga nikel pada Selasa siang tercatat di US$ 101.350/ton, naik 110,80% dibandingkan posisi sebelumnya.

Salah satu perusahaan yang ketiban untung dari kenaikan harga komoditas ini adalah PT Antam. Kenaikan harga komoditas ini diyakini bisa mengerek kinerja saham perseroan (ANTM).

"Akibatnya valuasi price to earnings-nya itu akan lebih rendah dibandingkan rata-rata dia. Misal tahun ini setelah di hitung cuman 1 kali, biasa 3 kali. maka orang yang beli menilai biasa kan 3 kali. Kalau sekarang cuman 1, artinya terlalu murah sehingga dia beli sahamnya," jelas Analis Trimegah Sekuritas, Hasbie di Jakarta, ditulis Minggu (13/3/2022).

Sepanjang tahun 2022, harga nikel telah meroket 388%point-to-point dan mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Para pelaku pasar cemas kendala pasokan nikel dunia yang saat ini terjadi diperparah oleh hukuman Rusia, salah satu produsen terbesar di dunia. Harga nikel dunia terus melaju karena para pelaku pasar khawatir sanksi yang akan diberlakukan terhadap Rusia dapat mengganggu pasokan nikel dunia.
Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan proyeksi produksi 250.000 ton pada 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.

Cadangan nikel Rusia mencapai 7,5 juta ton. Merupakan cadangan nikel terbesar keempat dunia dengan porsi 7,9% dari total cadangan seluruh dunia.

Indonesia memiliki sumber daya nikel yang terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).



Simak Video "Video: Melihat Kolam Super Gede di Area Tambang"

(zlf/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork