Pengusaha terkaya Rusia, Vladimir Potanin mewanti-wanti Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak menyita aset perusahaan yang hengkang dari negara itu. Menurutnya, tindakan itu bisa membuat negara mundur lebih dari 100 tahun.
Presiden raksasa logam Norilsk Nickel (NILSY), Vladimir Potanin mengatakan Rusia berisiko kembali ke hari-hari penuh gejolak revolusi 1917. Di mana saat itu, Rusia tidak dipercaya oleh investor global untuk mereka melakukan investasi di negara itu.
"Pertama, itu akan membawa kita kembali ke seratus tahun, ke 1917, dan konsekuensi dari langkah seperti itu ketidakpercayaan global terhadap Rusia di pihak investor akan kita alami selama beberapa dekade," katanya dalam pesan yang diposting di Norilsk Nickel's Akun Telegram, dikutip dari CNN, Senin (14/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potanin mengatakan memang keputusan perusahaan yang menghentikan operasi di Rusia agak emosional. Namun, menurutnya penghentian itu hanya sementara dan perusahaan-perusahaan akan kembali dengan sendirinya.
"Kedua, keputusan banyak perusahaan untuk menangguhkan operasi di Rusia, menurut saya, agak emosional dan mungkin diambil sebagai akibat dari tekanan opini publik di luar negeri. Jadi kemungkinan besar mereka akan kembali. Dan saya akan menjaga kesempatan seperti itu untuk mereka," tambahnya.
Potanin pun meminta pemerintah Rusia juga bijaksana dan melihat dari dua sisi, di mana akibat tindakan Rusia banyak negara juga yang terdampak ekonominya.
"Tetapi pada contoh negara-negara Barat, kita melihat bahwa ekonomi negara-negara ini menderita karena pengenaan sanksi terhadap Rusia. Kita harus lebih bijaksana dan menghindari skenario di mana sanksi pembalasan menimpa diri kita sendiri," ujar Potanin.
Rusia diminta longgarkan penggunaan mata uang asing. Cek halaman berikutnya.
Simak juga 'Zelensky Kutuk Serangan Rusia ke Pangkalan Militer Ukraina Dekat Polandia':