Hilmi sendiri hanya mendistribusikan minyak goreng ke ritel pasar, seperti toko sembako, pedagang sayur, pedagang telur dan minyak.
Ia mengaku sejak kebijakan ketetapan harga eceran tertinggi untuk kemasan premium Rp 14.000/liter, pasokan minyak goreng dari pabrik menurun 90%. Biasanya 12 ribu karton, sekarang paling banyak hanya 1.000 atau 2.000 karton.
"Seribu itu sudah paling bagus, atau dua ribu itu juga udah sampai kemarin udah minta tolong ke pabrik karena pedagang banyak yang butuh," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, berdasarkan pantauan di detikcom di pasar juga serupa. Harga minyak goreng kemasan premium di Pasar Palmerah Jakarta seharga Rp 17.000/liter hingga 19.000/liter. Salah satu pedagang mengatakan, bahkan stok yang mereka dapat minim
"Kalau kemasan itu sekarang Rp 17.000 sampai Rp 19.000/liter. Barangnya juga jarang di agen di sales," ucapnya.
Sementara di sejumlah ritel modern seperti Indomaret, Alfamidi hingga Superindo di bilangan Tebet Jakarta Selatan juga terpantau kosong. Meski ditemukan satu Indomaret menjual kemasan sederhana seharga Rp 14.000/liter.
"Yang datang kemasannya itu aja hari ini harga masih sama Rp 14.000/liter. Minimal dua kalau seliter," kata salah satu petugas Indomaret.
(hns/hns)