Dihubungi terpisah, Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menduga mafia di dalam masalah minyak goreng adalah produsen minyak goreng dan CPO itu sendiri.
"Bicara mafia, ya sebetulnya mafia itu produsen yang bermain main ini. Artinya seharusnya gampang untuk ditelusuri," jelasnya.
Mahal dan langkanya minyak goreng kemarin itu karena ada disparitas antara harga di dalam negeri dan internasional. Menurutnya, produsen merasa lebih untung dijual ke luar negeri daripada menunggu subsidi dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kemarin diminta subsidi menjadi Rp 14.000/liter (kemasan), harga di luar sudah naik, lalu mereka percaya bahwa pemerintah bisa bayar subsidi. Tetapi ruangnya terbatas kalo mau subsidi berapa duit di situ. Pengusaha nggak percaya, siapa yang percaya, mendingan dibawa ke luar negeri. Makanya ada yang diselundupkan ya yang bocor ke luar negeri," jelasnya.
(ara/ara)