"Sudah setahun belum pulang. Sudah tiga bulan juga belum mengirim uang ke kampung"Engkos, Kuli Sindang |
Penghasilan yang tak pasti kapan datangnya dan jumlah yang minim membuat kuli sindang sulit menjalani hidup.
Engkos misalnya, pria asal Cirebon ini mengaku tidak mendapat pesanan kerja selama dua minggu. Padahal, sekalipun ada ia hanya dibayar sekitar Rp 200 ribu untuk harian dan sekitar Rp 1 juta untuk borongan.
Tak ayal, karena masalah keuangan, hal itu membuatnya tidak bisa bertemu keluarga di kampung. "Sudah setahun belum pulang. Sudah tiga bulan juga belum mengirim uang ke kampung," jelas Engkos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Engkos bercerita, untuk kebutuhannya saja, ia perlu berutang. Maka ketika mendapat uang, ia habiskan untuk membayar utang itu.
Seharusnya, ia mengirimkan uang untuk menafkahi tiga orang keluarga di kampung, yakni istri dan dua anaknya.
"Paling kecil SMA kelas satu, tapi sudah tidak sekolah lagi. Seharusnya saya punya tiga anak, tapi satu sudah meninggal. Lalu, anak yang tertua belum bekerja," kata Engkos.
Kebutuhan akan makan Engkos cukup tertolong. Karena ada masyarakat yang lewat tempatnya menjajakan jasanya me,bagikan makan setiap Jumat. Sementara untuk hari lainnya, kadang ada yang memberi makan, kadang tidak.
Di Jakarta, ia tinggal di kosan seharga Rp 400 ribu per bulan. Ruangan kecil dengan kamar mandi di luar.
(dna/dna)