Hal menakjubkan datang dari ajang balap MotoGP Mandalika 2022 yaitu trofi atau piala yang diserahkan kepada para pembalap adalah karya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia. Siapakah yang berhasil membuat karya menakjubkan ini?
Trofi yang diserahkan kepada para pebalap di podium mulai dari nomor Asian Talent Cup (ATC), Moto3, Moto2 dan kelas paling bergengsi MotoGP ini ternyata karyanya UMKM anak negeri pelaku ekonomi kreatif dari Tuksedo Studio, Gianyar, Bali.
Tentu saja melalui Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP Mandalika 2022 ini UMKM Indonesia terbukti bisa memproduksi trofi kualitas Internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno yang juga berkesempatan menyerahkan langsung trofi buatan UMKM tersebut ke peraih podium 1 Moto2.
"MotoGP Mandalika 2022 menjadi ruang yang luas untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Khususnya bagi pelaku UMKM dalam upaya kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja, mulai dari kuliner, fesyen, kriya dan lainnya," kata Menparekraf Sandiaga Uno dikutip dari keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (21/3/2022).
Sandiaga juga turut mengapresiasi Tuksedo Studio yang sudah terpilih dan bisa berhasil menghadirkan piala MotoGP.
Keberhasilan Tuksedo Studio ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi para pelaku kreatif (UMKM) lainnya, khususnya desainer produk.
Tuksedo Studio dikenal dengan kapasitasnya sebagai spesialis manufaktur mobil-mobil klasik yang dibuat secara handmade.
Tuksedo Studio juga mendapat kepercayaan dari PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk merancang dan memproduksi trofi ajang bergengsi ini.
Simak juga video 'Serba-serbi Warga Nonton Langsung MotoGP Mandalika Gratis!':
Mau tahu apa makna desain trofi MotoGP Mandalika? Buka halaman selanjutnya.
Pihak Tuksedo Studio menjelaskan, desain piala tersebut terinspirasi dari "Obor" yang melambangkan api semangat kompetisi balap yang panas. Api itu juga menjadi simbol inspirasi dari bangkitnya perekonomian Indonesia.
Sekaligus bukti bahwa Indonesia mampu mengadakan event berskala internasional lebih dari sekali dan bukti sebagai negara yang memiliki kemampuan artistik dan produksi berskala internasional.
"Terutama pada sektor pariwisata yang terdampak oleh pandemi dengan harapan besar agar kita dapat sama-sama menjaga sehingga api dari 'Obor' ini tidak pernah padam," kata Tuksedo Studio.
Selain itu, terdapat corak motif lokal di bagian pinggir trofi, sementara di bagian atas dilengkapi dengan pola siluet sirkuit Pertamina Mandalika. Untuk material bahan dasarnya menggunakan alumunium yang ringan dan memiliki kekuatan yang tepat untuk menopang kecepatan.
Bahan dasar ini dipilih Tuksedo Studio karena melambangkan ajang balap yang pemenangnya ditentukan oleh kecepatan pengendara serta performa kendaraan yang digunakan.
"Ini merupakan sebuah bukti jika Indonesia tidak hanya mampu dalam mengadakan sebuah ajang bersekala dunia namun juga fakta bahwa para seniman dan pekerja lokal memiliki kapasitas yang mumpuni untuk merancang dan membuat langsung dengan tangan sendiri sebuah karya seni berkas dunia," tambahnya.
(dna/dna)