Sebuah jaringan pelaporan nirlaba meluncurkan pelacak aset Rusia. Itu merupakan sebuah database untuk melacak aset orang kaya Rusia yang memiliki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin.
Dilansir dari CNN, Selasa (22/3/2022), database itu dianggap paling komprehensif hingga saat ini. Alat itu interaktif dan menampilkan kekayaan besar yang dipegang di luar Rusia oleh oligarki dan tokoh kunci yang dekat dengan Putin.
Proyek investigasi menemukan lebih dari 150 aset dengan nilai sekitar US$ 17 miliar atau setara Rp 243,75 triliun (kurs Rp 14.338). Jumlah itu termasuk properti, pesawat pribadi, saham perusahaan, kapal pesiar, rumah mewah, dan masih banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia di bawah Vladimir Putin telah dikendalikan oleh sekelompok kecil orang, pendukung yang membuatnya tetap berkuasa sambil mengambil keuntungan dari sistem patronasenya dengan mengorbankan rakyat Rusia," kata Penerbit Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), Drew Sullivan.
Sistem itu berada di bawah pengawasan baru sejak invasi Rusia ke Ukraina karena pemerintah Barat telah berusaha untuk membekukan aset luar negeri Putin dan oligarki. Tujuan sanksi bertindak sebagai hukuman bagi penguasa Rusia dan mencoba memaksa Putin mundur.
Ide itu digagas pada Februari tepat sebelum invasi Rusia ke Ukraina. Proyek diluncurkan dengan daftar 35 orang yang disebutkan tahun lalu oleh pemimpin oposisi yang dipenjara, Alexei Navalny sebagai pendukung utama dan penerima manfaat dari kleptokrasi Kremlin.
Hanya tiga minggu setelah invasi, 27 dari orang-orang itu dikenai sanksi di AS dan Eropa. Tujuh lainnya telah masuk daftar hitam di Kanada.
Salah satu orang dalam daftar 35 itu adalah Roman Abramovich, pria berusia 55 tahun yang diperkirakan memiliki kekayaan US$ 13,5 miliar. Meskipun belum diberi sanksi oleh Inggris dan telah menyangkal hubungannya dengan Putin, dia baru-baru ini mengumumkan menjual klub bola Chelsea miliknya yang diakuisisi pada 2003.
Database OCCRP menunjukkan Abramovich memiliki aset setidaknya senilai US$ 7 miliar termasuk pantai, perkebunan mewah di French Riviera, jet pribadi Bombardier dan beberapa properti yang tersebar di seluruh London.
Lainnya yang termasuk dalam database adalah pengusaha Alisher Usmanov, Igor Sechin (CEO raksasa minyak Rusia Rosneft) dan Oleg Deripaska. OCCRP telah merilis pengungkapan lainnya di masa lalu termasuk laporan tentang Credit Suisse yang merinci klien penjahat, hingga tersangka pelanggaran hak asasi manusia.
Lihat juga video 'Putin: Sanksi Barat Buka Peluang Baru Bagi Bisnis Rusia di Krimea':