Indonesia dilanda permasalahan minyak goreng, mulai dari harganya yang mahal hingga keberadaannya yang langka. Padahal Indonesia negara kaya sawit yang jadi bahan baku minyak goreng.
Badan usaha milik negara (BUMN) sendiri tak bisa berperan banyak dalam mengatasi kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng. BUMN tidak menguasai industri minyak goreng.
Namun, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan dengan keterbatasannya, perusahaan milik negara telah berupaya untuk berkontribusi. Namun, upaya yang dilakukan oleh BUMN tidak cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun kita punya hanya 4% dari total lahan perkebunan, lalu dihitung secara kontribusi produksi itu hanya 7%, ya kita kemarin ketika ada isu daripada minyak goreng kita men-switch (mengalihkan) 1/4 dari produksi kita yang tadinya itu tidak minyak goreng, kita operasi pasar, nah cukup? ya tidak," katanya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Atas keterbatasan BUMN, pemerintah berharap pada para pengusaha swasta, mengingat merekalah yang menguasai kebun-kebun di Indonesia.
"Karena itu sejak awal kan kita juga mengetuk teman-teman swasta yang memang perkebunan ini kan 56% dari teman-teman swasta, ayo lah, kan kembali begini lho, kalau yang namanya ekonomi kita tumbuh kan perlu ada kerukunan. Nah itu yang kita ketuk," tambahnya.
Sebelumnya PTPN Group telah melakukan operasi pasar murah, yang pada saat itu dihadiri oleh Erick Thohir di wilayah Kuala Tanjung, Desa Sionggang-Toba, Kota Medan, Jambi, Cianjur, Malang dan Lampung sebanyak total 59.413 liter minyak goreng.
(toy/zlf)