BUMN Genjot Budidaya Kopi Agar Bisa Diekspor, Ini Caranya

Tim Detikcom - detikFinance
Rabu, 23 Mar 2022 14:35 WIB
Foto: ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE
Jakarta -

Perkembangan industri kopi di dalam negeri terus menjamur seiring dengan melesatnya tren ngopi di masyarakat. Melihat potensi itu, BUMN pun ambil momentum.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berencana membangun ekosistem kopi di dalam negeri. PTPN III dalam hal ini berkeja sama dengan PMO Kopi Nusantara.

Upaya pengembangan kopi nusantara yang dilakukan adalah dengan cara memperbaiki sistem operasional budidaya kopi agar sesuai dengan cara berkebun yang memenuhi kaidah Good Agricultural Practices.

Hal ini disampaikan Direktur Pemasaran Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dwi Sutoro, sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi pilot project di wilayah Gunung Ijen Bondowoso pada Selasa (22/03).

Melalui program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Kementerian BUMN memperkuat sinergi para pelaku usaha kopi demi mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di tanah air, serta mengelaborasi perusahaan BUMN termasuk PTPN dan swasta, serta asosiasi dan lembaga Research and Development (R&D) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri nasional, sehingga dihasilkan biji kopi terbaik yang memenuhi standar internasional.

"Kami optimis, melalui sinergi dan kerja keras seluruh elemen dalam PMO Kopi Nusantara, dalam jangka 2-3 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi market leader industri kopi dunia," kata Dwi Sutoro dalam keterangannya, Rabu (23/3/2022).

Pilot Project 1a merupakan Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN XII dan PTPN V, dalam bentuk Revitalisasi Kopi Arabika di Kawasan Ijen. Lahan project ini berada di Kalisat-Jampit dan Blawan, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Total luas lahan Pilot Project 1a mencapai 3.540 Hektare (Ha), dengan pangsa pasar hasil panen kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (20%) dan ekspor (80%). Target yang ditentukan dari pelaksanaan project plan 1a ini adalah peningkatan supply Java Coffee ke pasar, replanting, dan kerja sama antar anak perusahaan PTPN Holding.

Sedangkan Pilot Project 1b berada di Areal Perhutani KPH Bondowoso di Kecamatan Sumber Wringin dan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berfokus pada intensifikasi dan perluasan lahan kopi dengan pendekatan Sustainable Agriculture/Agroforestry di hulu dan Industrialisasi Specialty di hilir. Total luas lahan dalam project 1b adalah 250,62 Ha yang melibatkan 400 orang petani.

Pangsa pasar project ini 10% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan 90% untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Target yang ingin dicapai melalui pilot project 1b antara lain meningkatkan produktivitas kopi, menjaga kelestarian hutan, memperbaiki pendapatan petani kopi, memberi kepastian pembelian, pendataan lahan, konsolidasi sistem pengelolaan, dan menghubungkan petani dengan pembiayaan formal.

Area pilot project di wilayah di Bondowoso ini akan mulai panen raya di bulan Mei tahun 2022 dengan target produktivitas pilot project 1a sebanyak 900 kg/ha dan target produktivitas pilot project 1b sebanyak 400 kg/ha.

Dwi Sutoro bersama Tim PMO Kopi Nusantara turut mengunjungi pabrik pengolahan kopi yang berada di bawah PTPN XII. Setelah melihat secara langsung proses pengolahan biji kopi yang berasal dari hasil panen petani binaan maupun kebun di wilayah kerja PTPN Group, Dwi Sutoro semakin optimis pada masa depan industri kopi nasional di pasar dunia segera menjadi market leader kopi Internasional.

"Saya berharap PTPN Group bersama PMO Kopi Nusantara terus meningkatkan proses R&D agar kopi asal Indonesia berkualitas tinggi dan menjadi produk terbaik di pasar internasional. Apabila hal ini dicapai, tentu akan berdampak pada perekonomian nasional dan kesejahteraan petani kopi Indonesia," ungkap Dwi Sutoro.



Simak Video "Melihat Produksi Kopi Sepoor yang Legendaris di Kota Pasuruan"

(zlf/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork