Setelah Menkes, Jokowi juga mencolek Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dia jengkel, traktor yang menurutnya bukan merupakan barang berteknologi tinggi harus diimpor. Menurutnya, Alsintan alias alat dan mesin pertanian harus bisa menggunakan produk dalam negeri.
"Alsintan, Menteri Pertanian, apa traktor-traktor kayak gitu, bukan high tech aja impor. Jengkel saya! Saya kemarin dari nanam jagung saya lihat, ada traktor ada alsintan, saya lihat, waduh, nggak boleh ini pak menteri nggak boleh," keluh Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dia juga menyinggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin Nadiem Makarim. Jokowi membandingkan anggaran total kementerian senilai Rp 29 triliun, namun belanja produk lokalnya baru Rp 2 triliun. Jokowi menduga ada yang tidak mengindahkan permintaannya untuk membeli produk lokal di jajaran Kemendikbud.
"Dikbud (anggaran) Rp 29 triliun, hati-hati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tadi pagi saya cek baru Rp 2 triliun. Ini kelihatannya ada yang nggak semangat di dalamnya, di kementerian," ungkap Jokowi.
Menurutnya, masih banyak sekali pengadaan alat kelengkapan pendidikan yang diimpor. Mulai dari bangku, kursi, hingga sekelas laptop. Padahal barang-barang itu sudah bisa diproduksi sendiri di dalam negeri.
"Urusan masak beli bangku, kursi, mau impor kita? Laptop mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya itu. Udah lah jangan diterus-terusin," tutur Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi juga mengatakan masih banyak lagi barang-barang impor yang dibeli berbagai instansi pemerintah dan BUMN. Padahal, barang-barang itu bisa dibikin sendiri di Indonesia. Mulai dari CCTV, pensil, kertas, balpoin, hingga buku tulis.
"Coba CCTV beli impor, padahal di dalam negeri aja bisa produksi. Apa-apaan ini? Dipikir kita bukan negara maju? Buat CCTV aja beli impor," kata Jokowi.
"Pensil, kertas, saya cek impor, ballpoint juga. Ini apa ini kita? Buku tulis, impor. Aduh! Jangan ini diteruskan," lanjutnya.
Jokowi pun menuduh banyak pejabat yang bekerja tidak secara mendetil. Buktinya banyak pejabat yang bagaikan menutup mata dan tidak tahu kalau banyak produk impor yang dibeli dari pengadaan barang dan jasa.
"Kadang saya mikir ini kita ngerti ndak sih hal kayak begini? Jangan-jangan kita semua ndak kerja detil sehingga tak mengerti kalau yang dibeli itu barang impor," kata Jokowi.
(hal/ara)