Pidato Lengkap Jokowi yang Jengkel RI Sering Impor Sampai Sebut Bodoh 2 Kali

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 13:25 WIB
Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta -

Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan kekesalannya karena masih besarnya produk impor yang masuk ke Indonesia. Kekesalannya itu terlihat dari pidatonya saat memberikan pengarahan tentang 'Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia' di Bali.

Acara pengarahan Presiden RI tersebut, ditujukan untuk Menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Lembaga, Kepala Daerah Se-Indonesia, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia.

Acara itu dibuka dengan pertunjukan Tari Cendrawasih, diikuti dengan sambutan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Menteri Koordinator Bidang Kementerian Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Baru setelah itu, Jokowi menyampaikan arahannya.

Saat memberikan arahan Jokowi terlihat meluapkan rasa kesalnya karena masih besarnya impor yang masuk ke Indonesia. Bahkan Jokowi sampai menyebut bodoh sebanyak dua kali.

Berikut adalah pidato lengkap Jokowi saat acara pengarahan tentang 'Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia' yang diselenggarakan di Bali, Jumat (25/3/2022):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semuanya. Shalom. Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam kebajikan.

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Yang saya hormati, para Gubernur Bupati, Kepala Daerah dan Bapak Ibu, hadirin undangan yang berbahagia.

Kita tahu, saat ini semua negara tengah berada pada kesulitan ekonomi. Baik karena pandemi COVID-19, disrupsi teknologi, terakhir lagi nih ditambah babak belur lagi karena adanya perang. Jadi, semuanya menjadi tidak pasti, semua tidak bisa dihitung dengan angka pasti.

Sekarang ini, semua negara betul-betul pusing. Dalam dua minggu ini saja, saya dapat telpon dari beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan.

Kemarin, Presiden Macron telepon, sebelumnya Presiden Xi Jinping telepon, Perdana Menteri Justin Trudeau telepon. Kanselir baru dari Jerman telepon.

Semuanya sama, sedang bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama. Baik karena kelangkaan energi, seperti kita lihat dari yang dulu harga US$ 50-60 per barel, sekarang US$ 118 per barel. Dua kali lipat, sehingga negara-negara yang tidak subsidi BBM-nya naik dua kali lipat. Bayangkan kita naik 10% saja, demonya 3 bulan. Ini naik dua kali lipat, artinya 100% naiknya.

Gas naik, harga pangan naik, kelangkaan harga pangan naik, termasuk harga kedelai, dan harga gandum yang juga ikut terseret. Terseretnya, karena penyuplai gandum dunia itu dari Ukraina, Rusia, Belarusia, semuanya.

Lari ke mana-mana, kelangkaan energi, kelangkaan pangan, lari lagi ada kelangkaan kontainer. Jangan main-main dengan dengan kelangkaan kontainer, harganya bisa 5-10 kali lipat dari harga normal. Dulu dalam keadaan normal, Bapak Ibu mau cari 1000 kontainer sehari bisa, 2000 gampang saja. Sekarang ini, satu aja sulit sekali.

Karena ada disrupsi, kekacauan, dampaknya jangan main-main, karena kelangkaan kontainer distribusi logistik dan barang semuanya terganggu. Baik itu dari negara satu ke negara lain, baik dari provinsi satu ke yang lain, pulau satu ke pulau yang lain.

Freight cost-nya, ongkosnya naik 5 kali lipat, artinya beban barang itu naik karena terbebani biaya kontainer. Akhirnya, nanti konsumen membeli jauh lebih mahal. Artinya, harga-harga akan naik.

Hal-hal seperti ini semua kita harus ngerti, larinya ke mana harus ngerti, yang titik akhirnya kenaikan inflasi. Hati-hati, kita sekarang ini masih bisa kendalikan inflasi di angka 2,2%. Amerika yang biasanya nggak pernah lewat dari 1%, sekarang sudah di angka 7,5%. Semua negara naik semuanya, bahkan Turki sampai hampir 50%.

Hal ini semua gubernur bupati walikota dirut bumn harus ngerti dan bisa carikan jalan keluar kendalikannya. Oleh sebab itu, yang paling gampang dilakukan adalah bagaimana apbn, apbd, bagaimana anggaran bumn bisa trigger pertumbuhan ekonomi kita sendiri.

Caranya, ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli, untuk banggga pada buatan kita sendiri. Bangga buatan Indonesia.

Jangan tepuk tangan dulu, begitu kita lihat, ini pengadaan jasa seperti apa? Detil sekarang ini kerja nggak bisa, makro saja nggak bisa, hilang pasti, target kita lari kemana mana. Sekarang makro dilihat mikronya dikejar.

Lanjut di halaman berikutnya.



Simak Video "Video: kala Jokowi Antar Cucu Liburan di Tengah Masa Penyembuhan"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork