Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membeberkan sejumlah indikator yang menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia mulai berjalan.
Seiring perbaikan kondisi pandemi COVID-19, dia menjelaskan mobilitas masyarakat sudah semakin membaik. Hal itu dapat dilihat Google Mobility Index per 19 Maret 2022 yang menunjukkan adanya kenaikan aktivitas masyarakat.
Mobilitas masyarakat sempat menurun namun kembali naik dengan cepat sejalan terkendalinya pandemi COVID-19. setelah turun 3,2% secara bulanan (month to month/mtm) di bulan Februari, mobilitas bulan Maret naik 5,2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga lihat aktivitas untuk konsumsi masyarakat meningkat dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang masih cukup tinggi, level optimistis meskipun kemarin kita melihat ada sedikit penurunan dengan meningkatnya Omicron. Namun ini masih di level yang tinggi kalau kita lihat dibandingkan dengan sepanjang tahun 2020 dan 2021," katanya dalam konferensi pers APBN Edisi Maret 2022, Senin (28/3/2022).
Indeks Keyakinan Konsumen berada di level optimis yang mendorong aktivitas konsumsi. posisi per Januari 2022 berada di angka 113. Retail Sales Index juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan di 14,5% per Februari 2022.
Kemudian, lanjut Sri Mulyani pertumbuhan dari konsumsi listrik baik bagi industri dan bisnis juga mengalami pertumbuhan atau peningkatan yang cukup stabil.
"Untuk industri, pertumbuhan konsumsi listriknya di 14,1% dan untuk bisnis di 9,3. Ini menggambarkan kegiatan ekonomi dari sisi produksi, baik itu untuk manufaktur dan untuk bisnis itu -biasanya sektor jasa perdagangan maupun yang lainnya- menunjukkan adanya geliat yang makin baik," jelasnya.
Selanjutnya indikator dini aktivitas investasi (PMTB) masih kuat di awal tahun 2022. hal itu memberikan sinyal bahwa aktivitas investasi masih terjaga di Kuartal I-2022.
"Kalau kita lihat penjualan semen kita tumbuh 2,7%, lebih rendah dibandingkan pada bulan sebelumnya yaitu Januari, namun dari sisi level masih menunjukkan suatu tingkat yang sehat, karena 70% dari PMTB atau investasi itu bisa digunakan indikatornya dari konsumsi," paparnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga melihat dari sisi penjualan mobil niaga dan alat berat yang menggambarkan adanya level yang cukup tinggi. Meskipun dari sisi pertumbuhannya sudah mulai mengalami normalisasi, namun level penjualan mobil niaga sudah pada level di 20.841, jauh lebih tinggi bahkan dibandingkan sebelum pre-COVID.
Untuk penjualan alat berat juga terlihat lonjakan yang menurutnya luar biasa tinggi pada bulan Januari lalu, dengan kenaikan jumlah penjualan alat berat mencapai 530.
"Ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi mulai berjalan," tambahnya.
(toy/dna)