Inflasi Eropa Cetak Rekor 7,5% Gara-gara Perang Rusia-Ukraina

Inflasi Eropa Cetak Rekor 7,5% Gara-gara Perang Rusia-Ukraina

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 01 Apr 2022 22:00 WIB
G7 Tolak Pembayaran Gas Rusia Dengan Mata Uang Rubel
Foto: DW (News)
Jakarta -

Inflasi Eropa naik mencapai rekor 7,5% per Maret 2022. Angka itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat di angka 5,9%. Data itu menurut catatan kantor statistik Eropa Eurostat.

Dikutip dari CNBC, Jumat (1/4/2022) tingginya inflasi di Eropa atas dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina. Di mana perang itu mendorong harga energi di Eropa yang melonjak.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde sudah mengatakan awal pekan ini bahwa ada tiga faktor utama kemungkinan akan membawa inflasi lebih tinggi ke depannya, di antaranya harga energi, kemacetan manufaktur global, dan harga pangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga energi diperkirakan akan tetap lebih tinggi lebih lama. Tekanan pada inflasi makanan kemungkinan akan meningkat, dan kemacetan manufaktur global kemungkinan akan bertahan di sektor-sektor tertentu," ucapnya.

Akibatnya, daya beli masyarakat pun menurun. Mereka bahkan berencana mengurangi pengeluaran. Konsumsi yang rendah bisa menyebabkan ekonomi terpuruk.

ADVERTISEMENT

"Karena bisnis akan menjual lebih sedikit, memiliki lebih sedikit ruang untuk membayar karyawan dan cenderung tidak berinvestasi," jelasnya.

Eropa sendiri menghukum Rusia dengan memblokir penjualan barang-barang mewah dan sanksi ini berdampak pada ekonominya sendiri. Ekonomi Eropa Pun dipertanyakan, para ekonom bertanya-tanya apakah Eropa akan memasuki resesi pada 2022.

Sementara Perdana Menteri Italia Mario Draghi, mengatakan pekan lalu bahwa akan ada kerusakan ekonomi akibat perang Rusia dan Ukraina, tetapi bukan resesi.

(dna/dna)