Saat ini, peran perempuan telah menjadi syarat penting dalam mendorong pemulihan ekonomi. Perempuan Indonesia terus didorong untuk berkarya dan produktif, dalam mengoptimalkan perkembangan digitalisasi hingga bisa untuk memimpin perubahan.
Beberapa peran tersebut merupakan salah satu upaya, untuk mewujudkan tercapainya pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan pada 2030 mendatang.
Co-Chair G20 Empower Rina Prihatiningsih pun mengatakan, bahwa komitmen peran perempuan itu pun bisa membantu kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan
"Peran dan kepemimpinan perempuan saat ini sungguh sangat penting, karena merupakan bagian dari keberagaman, kesetaraan dan prestasi dari syarat dari terwujudnya kekuatan, ketahanan dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan sejalan dengan komitmen aksi global yaitu, tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tahun 2030," ujar Rina dalam talkshow bertajuk 'Tutur Perempuan: Memaknai Ulang Peran dan Kepemimpinan Perempuan', agenda G20 presidensi Indonesia 2022, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI), Jumat (1/4/2022).
Namun di Indonesia sendiri, ada tantangan besar untuk menciptakan keadaan keseimbangan tersebut. Salah satu tantangan itu datang dari adanya konstruksi budaya di masyarakat, yaitu memihak pada suatu gender (bias gender).
Misalnya, pekerjaan di ranah domestik dan pengasuhan yang merupakan pekerjaan tidak berbayar belum menjadi tanggungjawab bersama seluruh anggota keluarga. Hal itu dianggap masih dibebankan pada ibu, dan anak perempuannya.
Untuk menyikapi hal tersebut, strategi komunikasi merupakan sesuatu yang penting di keluarga. Hal itu perlu diperhatikan, agar setiap anggota keluarga ikut bertanggung jawab dalam urusan pekerjaan rumah. Tujuanya, agar semua anggota keluarga mempunyai ruang untuk dapat tumbuh mengembangkan potensi kapasitas diri secara optimal.
Sesuai dengan komitmen G20 empower yang bertepatan dengan momen bulan Kartini Indonesia, untuk mengejar ketertinggalan ekonomi menurut The World Economic Forum (WEF) pihaknya memastikan target representasi ekonomi dan kepemimpinan perempuan selama 276,6 tahun.
"Terdapat lima indikator pengukur Key Performance Indicators (KPI) yang telah ditetapkan pada G20 Empower, yaitu pembagian peran yang seimbang, antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level. Lalu, presentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan kompensasi upah atau gaji (gender pay-gap)," tutur Rina yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Kelima indikator ini ditargetkan bisa tercapai 100 %, di seluruh negara anggota G20 pada tahun 2025 yang akan datang.
(dna/dna)