Perseteruan Rusia dan Barat makin panas. Di tengah kabar Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 di Bali pada November 2022, muncul kabar jika AS tak akan berpartisipasi di dalam sejumlah pertemuan G20 jika ada Rusia.
Rencana Putin hadir dalam KTT G20 diumumkan Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva pada Rabu (23/3) lalu. Vorobieva mengumumkan rencana kehadiran Putin di G20 seiring dengan desakan sejumlah negara untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok G20 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengusir Rusia. Reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," kata duta besar Vorobieva dalam konferensi pers pada hari Rabu dikutip dari Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama usai pernyataan tersebut, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan para pejabat AS tidak akan menghadiri sejumlah pertemuan G20, jika Rusia diizinkan untuk berpartisipasi.
"Saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana," kata Yellen kepada anggota parlemen AS dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/4).
Namun, seorang juru bicara Departemen Keuangan kemudian mengatakan komentar Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 yang dijadwalkan pada 20 April di Washington.
Indonesia menjadi tuan rumah G20 2022 yang mengelompokkan pasar negara maju dan berkembang. Agenda KTT G20 para pemimpin dijadwalkan berlangsung di Bali pada November.
Hingga kini, belum diketahui apakah AS juga akan melakukan penolakan serupa untuk pertemuan G20 di Bali pada November mendatang.
(acd/ara)