Produk-produk Indonesia laku di pasar Mesir, seperti kopi hingga mi instan. Ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh pengusaha Indonesia yang mau melakukan ekspor ke Mesir.
Pelaku UMKM Komoditas Ekspor, Nanang Shofinal Johan mengungkapkan pelaku usaha harus menyiapkan barang dengan benar-benar lengkap.
"Barang harus ada dulu ya, kuantitinya harus memenuhi kuota utama. Jangan sampai kita promosi tapi barangnya susah didapat," kata dia dalam acara d'Mentor, Kamis (7/4/2022).
Nanang mengungkapkan calon eksportir juga harus aktif mencari informasi terkait barang-barang apa saja yang dibutuhkan dan barang apa saja yang bisa mendapatkan izin dari otoritas Mesir.
"Caranya tanya ke pelaku-pelaku usaha, cari informasi dari diaspora. Jadi biasanya mereka memberitahu harus seperti apa dan mengarahkan," jelas dia.
Nanang menyebutkan, pelaku usaha juga harus cermat jangan tergiur dengan tawaran-tawaran kontainer yang murah. Selain itu harus dipahami juga jika setiap pelabuhan memiliki aturan yang berbeda untuk penerimaan barang.
Kadang ada tawaran kontainer dengan harga yang lebih murah tapi barangnya tidak bisa masuk. Hal ini akan membuat pelaku usaha rugi karena barang terpaksa harus kembali ke Indonesia.
Kemudian jika ingin mengirim barang berbentuk makanan maka harus mengikuti arahan dari forwarder. Hal ini karena mereka yang menerima dan menyelesaikan masalah-masalah dalam proses pengiriman.
"Untuk pengiriman makanan standarnya dry food tidak ada masalah. Tapi kalau barang ingin cepat sampai ya tidak bisa, karena kontainer dapatnya sangat sulit. Apalagi jika barang kita di Mesir sudah jadi menu, kita akan ditekan terus mana barangnya-mana barangnya. Selain itu kita juga harus memastikan barang tetap dalam kondisi baik ketika sampai Mesir," imbuh dia.
(kil/ara)