25 Pelabuhan Ditargetkan Terapkan Digitalisasi di 2022, Ini Daftarnya

25 Pelabuhan Ditargetkan Terapkan Digitalisasi di 2022, Ini Daftarnya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 08 Apr 2022 15:05 WIB
Dwelling Time di Tanjung Priok Kurang Dari 3 Hari

Beberapa kapal barang tampak menunggu giliran masuk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/10/2017).  
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Elvyn G. Masassya, mengatakan waktu tunggu petikemas di pelabuhan atau dwelling time saat ini sudah di bawah tiga hari. Grandyos Zafna/detikcom

-. Pasalnya, kapal-kapal yang tiba di pelabuhan tak lagi menggunakan dokumen fisik dalam proses pengeluaran barang. Pelabuhan Tanjung Priok sudah beroperasi inaportnet sejak akhir tahun lalu sehingga pengurusan barang semuanya online.

-. Selain itu, sistem pembayaran juga tidak menggunakan uang tunai. Para pengguna jasa pelabuhan bisa memanfaatkan layanan e-billing yang dapat di cetak di kantor masing-masing.

-. Perseroan membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang profesional dalam mengelola pelabuhan, sehingga dwelling time dapat dipangkas lebih signifikan. Apalagi, pemerintah menargetkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menjadi pelabuhan transhipment terbesar di kawasan Asia.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan berencana memgimplementasikan Inaportnet di 25 pelabuhan pada tahun ini. Adapun saat ini Inaportnet telah diterapkan di 77 pelabuhan.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Mugen Sartoto mengungkapkan Inaportnet adalah sebuah sistem informasi layanan secara elektronik berbasis internet di pelabuhan yang telah dimulai sejak 2016.

"Dalam perjalanannya, Inaportnet ini terus mengalami perkembangan dan saat ini sudah diterapkan di 77 Pelabuhan dan rencana di 2022 ini akan ditambah 25 pelabuhan lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 25 pelabuhan tersebut adalah Tegal, Kalianget, Panarukan, Tanjung Selor, Sintete, Ketapang, Pangkalan Bun, Pulau Pisau, Sukamara, Kumai, Nunukan, Toli-toli, Teluk Padang Bai, Celukan Bawang, Badas, Bima, Laurentius Say, Ende, Kalabahi, Waingapu, Labuan Bajo, Banda Neira, Merauke, Manokwari, dan Fakfak.

Capt Mugen menjelaskan keberadaan Inaportnet bertujuan untuk menciptakan pelayanan di pelabuhan yang efektif, efisien, dan transparan.

ADVERTISEMENT

"Sehingga secara bertahap Inaportnet ini akan diterapkan di seluruh Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Capt Mugen mengungkapkan ada penambahan fungsi Inapornet menjadi Inaportnet untuk kapal non trayek/non RPK/Pelra, Ship to Ship transhipmen atau FSU, Perbuhan lokasi masuk, Verifikasi LKK, Endorse PMKU, PKK Anchorge dan Modul PWMS.

Sebelum penerapan sistem Inaportnet di Pelabuhan akan dilakukan beberapa tahapan yaitu Training of Trainers (TOT) kepada para operator dari Kantor KSOP dan UPP.

"Kemudian Uji Coba infrastruktur, Uji Coba Sistem BUP, Sitem Integration Tes (SIT), Refreshment dan Sosialisasi ke pengguna jasa dilakukan bertahap," tutupnya.

(acd/ara)

Hide Ads