Alibaba Hingga Tencent Mau PHK Karyawan Gede-gedean? Ini Faktanya

Alibaba Hingga Tencent Mau PHK Karyawan Gede-gedean? Ini Faktanya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 12 Apr 2022 09:41 WIB
Markas Alibaba
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta -

Cyberspace Administration of China (CAC), regulator top Negeri Tirai Bambu mengungkap tidak ada krisis pekerja di sektor teknologi. Perusahaan teknologi besar China disebut telah menambahkan hampir 80.000 tenaga kerja sejak Juli 2021.

Mengutip CNN, Selasa (12/4/2022), CAC menjelaskan 12 raksasa teknologi China telah mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang di-PHK. Keterangan ini seperti untuk meredam kekhawatiran publik atas isu PHK skala besar di perusahaan teknologi China.

Data yang didapat CAC itu merupakan hasil wawancara dengan perusahaan teknologi papan atas seperti Alibaba (BABA), Tencent (TCEHY), Bytedance, JD.com (JD), Pinduoduo (PDD), dan Ant Group.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam data yang didapatkan CAC, perusahaan-perusahaan itu mengungkap secara total ada 216.800 yang di-PHK. antara Juli dan pertengahan Maret 2022. Kemudian, dalam periode yang sama, ada 295.900 orang yang dipekerjakan lagi. Artinya ada sekitar 79.100 orang yang bekerja di perusahaan teknologi China.

"Total pekerjaan di perusahaan telah meningkat dengan mantap. Mereka telah mencatat pertumbuhan yang kuat di beberapa bisnis baru, dengan pendapatan mereka berulang kali mencapai tertinggi baru," kata CAC dalam sebuah pernyataan

ADVERTISEMENT

"Mereka penuh percaya diri dalam pengembangan masa depan," lanjut CAC.

Kabar krisis tenaga kerja di China di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: 800 Awak Kapal Feri di Inggris Kena PHK Massal

[Gambas:Video 20detik]



Pernyataan CAC menggambarkan hal yang lebih optimis daripada isu belakangan ini yang menyebut perusahaan teknologi akan melakukan PHK massal. Ini juga kontras dengan keengganan perusahaan teknologi itu sendiri untuk menanggapi laporan kehilangan pekerjaan.

Sektor teknologi telah lama menjadi sumber utama pekerjaan bergaji tinggi di China. Namun, perusahaan seperti Alibaba dan Tencent sempat dikabarkan malah bersiap memangkas karyawan untuk mengurangi biaya operasional. Namun, keduanya berulang kali menolak berkomentar akan isu itu.

Sebelumnya, sebuah survei pekerjaan swasta juga menunjukkan bahwa memang krisis tenaga kerja tengah melanda China. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengakui adanya krisis pasar tenaga kerja.

Wakil Perdana Menteri China juga sempat menyebut akan ada upaya habis-habisan untuk menstabilkan pekerjaan karena krisis tenaga kerja akibat COVID-19.

"Dipengaruhi oleh wabah Covid dan faktor lainnya, situasi pekerjaan menjadi kompleks dan parah sekarang," kata Hu beberapa waktu lalu.


Hide Ads