Pemerintah menunjuk aktris dan penyanyi Maudy Ayunda sebagai juru bicara pemerintah dalam Forum Presidensi G20. Saat itu, Menteri Kominfo Johny G Plate mengungkapkan jika Maudy memiliki kualitas dan kredibilitas yang mumpuni.
Namun penunjukan ini menuai kritik, karena pada pemerintahan Presiden Joko Widodo ada selebriti, pendiri startup sampai anak-anak konglomerat yang masuk dalam lingkaran tersebut untuk mempengaruhi generasi muda di Indonesia.
Peneliti politik LIPI Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan penunjukan Maudy ini hanya dinilai sebagai upaya meredam kritik dari kaum muda terhadap isu-isu strategis seperti masalah pekerjaan dan pelayanan publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah lebih condong ke anak muda di perkotaan yang punya hak istimewa, sementara mengesampingkan anak muda yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di pedesaan," kata dia, dikutip dari Bloomberg, Senin (18/4/2022).
Dia menilai Maudy tak memiliki pengalaman diplomatik atau di bidang ekonomi. Maudy juga dinilai tidak menanggapi pertanyaan terkait kehadian Presiden Rusia Vladimir Putin dan justru menjawab pertanyaan terkait kehidupan pribadinya.
Sebagai tim juru bicara, Maudy berperan untuk melaporkan hasil pertemuan G-20 yang sejalan dengan isu-isu di Indonesia.
Juru bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengungkapkan jika Maudy adalah sosok yang tepat untuk menjangkau masyarakat luas khususnya milenial dan GenZ.
Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Irfan Wahyudi mengungkapkan penunjukan Maudy terbilang masuk akal karena pendidikan di luar negeri dan dorongan pemerintah untuk menciptakan panutan untuk anak-anak muda. Namun memang untuk G-20 ini membutuhkan perwakilan yang mampu menyampaikan isu-isu global di seluruh dunia.
(kil/das)