Selanjutnya pada Oktober 2022, agendanya perihal estimasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia. Pembahasannya antara lain mengenai masuknya pemegang saham baru (investor strategis).
Terakhir diketahui di timeline itu, pada November sampai Desember 2022, dilakukan right issue tahap dua. "Investor baru akan mendilusi kepemilikan pemegang saham post right issue 1," bunyi Laporan Pelaksanaan Panja Penyelamatan Garuda Komisi VI DPR RI.
Proses penyelamatan Garuda Indonesia ini memang berlangsung panjang. Sejak akhir tahun lalu hal itu dilakukan. Kondisi keuangan Garuda Indonesia sendiri bisa dikatakan babak belur hingga masuk proses PKPU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/4/2022), Garuda Indonesia menderita kerugian US$ 1,66 miliar pada September 2021 menurut laporan keuangan interim yang tidak diaudit. Rugi ini naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,07 miliar.
Pendapatan dan penjualan hingga September 2021 sebanyak US$ 939,02 juta. Pendapatan ini turun dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 1,13 miliar.
Sementara, liabilitas perusahaan jumlahnya US$ 13,02 miliar atau naik dari sebelumnya US$ 12,73 miliar. Liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 5,28 miliar dan jangka panjang US$ 7,73 miliar.
Selanjutnya, jumlah ekuitas atau modal Garuda Indonesia tercatat minus US$ 3,60 miliar. Ekuitas ini turun banyak dibanding periode yang sama tahun sebelumnya minus US$ 1,94 miliar.
(ara/ara)