Usaha sewa mobil sempat anjlok di awal masa pandemi. Adanya larangan mudik dari pemerintah membuat Pengusaha sewa mobil hanya bisa mengelus dada karena sepi orderan.
"Luar biasa, nggak ada tamu. Mau jerit ke mana lagi kita," kata Bob, pemilik salah satu rental mobil di Jakarta Selatan kepada detikcom, Senin (25/4/2022). Menurut Bob, hampir semua pengusaha rental mobil mengalami situasi yang hampir sama.
Beberapa strategi pernah ia coba dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya, banting harga hingga 30% demi menarik para konsumen. Sayangnya strategi itu kurang mempan sebab terlalu banyak pembatasan dari pemerintah yang menghambat bisnisnya.
Di tahun lalu, pengusaha rental mobil sering tidak mendapatkan orderan cukup lama. "Biasanya sebulan ada 15-20 hari, ini nggak adan dalam sebulan," kata Bob menjelaskan sulitnya menjalankan bisnis sewa mobil saat itu.
Bahkan menurut Bob, pengusaha yang terbatas modalnya terpaksa harus menjual unit karena tak sanggup membayar angsuran.
"Pengusaha rental yang pas-pasan banyaknya take-over unitnya karena nggak bisa bayar cicilan," katanya.
Status mobil milik pengusaha rental belum sepenuhnya lunas. Mayoritas masih 'nyicil' dan masih harus dilunasi. Artinya saat sulit mendapat orderan maka pengusaha ini terpaksa harus over credit atau menjualnya.
Senada dengan Bob, Teti, staff di salah satu perusahaan rental mobil di Jakarta mengungkapkan hal yang sama. "Dua lebaran kebelakang drop banget," katanya. Hanya saja, ia bersyukur bahwa keadaan di tahun ini jauh lebih baik. Bahkan menurutnya, omzet menjelang Lebaran sudah naik 80%.
Meski sudah membaik, namun Bob dan Teti menjelaskan jika kondisi sekarang belum sepenuhnya normal. Mereka hanya berharap pemerintah agar lebih konsisten dalam menentukan peraturan perjalanan.
(dna/dna)
