Para pemudik yang ingin menyeberang ke Sumatera cenderung memulai perjalanan malam hari. Hal ini dipilih karena alasan keamanan di Sumatera.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan keberangkatan malam hari menuju Sumatera dipilih pemudik karena pemerintah belum bisa menjamin keamanan di wilayah Sumatera.
"Hingga saat ini pemerintah belum dapat menjamin keamanan pemudik di wilayah Sumatera, khususnya di Lampung. Pemudik masih merasa waswas jika harus melakukan perjalanan di malam hari di jalan non-tol, terutama sepeda motor," jelas Djoko dalam keterangannya, Senin (25/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan armada kapal penyeberangan Merak-Bakauheni sejak 2019 dan sebelumnya selalu terjadi penumpukan saat Lebaran. Pasalnya, distribusi kedatangan pengguna jasa penyeberangan tidak merata.
Lonjakan pemudik ke Sumatera terjadi mulai pukul 22.00 WIB dan baru dapat terurai pada pukul 09.00 WIB besoknya. Alasan keamanan yang menyebabkan pemudik memilih menyeberang pada jam tersebut.
"Selain juga, masalah ketersediaan angkutan umum yang buruk di daerah tujuan, sehingga memaksa harus membawa kendaraan sendiri untuk nantinya melakukan silaturahmi ke sanak keluarga," ujar dia.
Berdasarkan data grafik kondisi pelabuhan penyeberangan pada hari puncak angkutan Lebaran 2019 yang diberikan Djoko, lonjakan terbesar dalam hitungan per jam, terjadi pada pukul 03.00-04.00 WIB.
Djoko menambahkan, jika pemerintah belum bisa menjamin keamanan bagi pemudik ke Sumatera, maka kejadian serupa bisa terjadi lagi pada tahun ini.
"Selama belum ada jaminan aman dari pemerintah, bisa jadi belum banyak perubahan," tambahnya.
(ara/ara)