AS di Ujung Jurang Resesi

AS di Ujung Jurang Resesi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 27 Apr 2022 10:43 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
Foto: AP/Alex Brandon

Deutsche Bank mengatakan faktor terpenting di balik pandangannya yang lebih negatif adalah kemungkinan inflasi akan tetap terus meningkat lebih lama dari yang diperkirakan secara umum.

Mereka mengatakan beberapa perkembangan akan berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi dari yang ditakuti. Mulai dari perubahan iklim, gangguan rantai pasokan lebih lanjut yang disebabkan oleh perang di Ukraina dan penguncian COVID di China, hingga peningkatan ekspektasi inflasi yang akan datang.

"Momok inflasi telah timbul dan kembali muncul, mereka akan tetap ada," kata Deutsche Bank.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika inflasi tetap tinggi, The Fed akan dipaksa untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih dramatis. The Fed menaikkan suku bunga seperempat poin persentase pada bulan Maret dan Gubernur The Fed Jerome Powell mengakui pekan lalu bahwa kenaikan setengah poin akan terjadi lagi.



Simak Video "Video Sri Mulyani soal Inflasi RI Rendah: Tak Terkait dengan Daya Beli"
[Gambas:Video 20detik]

(hal/das)

Hide Ads