Bisa Nggak Sih Harga Daging Sapi Ditekan hingga di Bawah Rp 100 Ribu/Kg?

Bisa Nggak Sih Harga Daging Sapi Ditekan hingga di Bawah Rp 100 Ribu/Kg?

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 27 Apr 2022 18:45 WIB
Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Aswani, mengatakan pemotong dan pedagang sapi batal untuk melakukan mogok jualan besok. Ini alasannya, Minggu, 27/2/2022.
Foto: Grandyos Zafna: Harga daging sapi meroket tembus Rp 180 ribu/kilogram, bahkan diprediksi bisa tembus Rp 200 ribu/kg
Jakarta -

Jelang Hari Raya Idul Fitri, harga daging sapi semakin tembus Rp 180.000 per kilogram (Kg). Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta agar harga daging sapi bisa terkendali di level Rp 80.000/kg.

Permintaan ini disampaikan pada 2016, saat periode pertama. Bisa nggak harga daging sapi ditekan hingga Rp 80.000/kg?

Menurut Peneliti INDEF Rusli Abdulah soal permintaan Jokowi beberapa tahun lalu itu tidak bisa direalisasikan. Alasannya karena harga pokok penjualan (HPP) daging sapi saat ini sudah di atas Rp 100.000/kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusli mengatakan untuk harga Rp 80.000/kg biasanya adalah daging beku yang saat ini ada yakni daging kerbau beku. Namun kehadiran daging kerbau beku juga belum bisa menekan harga daging sapi, sebab masyarakat Indonesia lebih suka daging segar dibandingkan beku.

"Kalau Rp 80.000/kg mungkin itu daging beku. Ibu-ibu, masyarakat kan lebih suka daging yang segar baru dipotong kemarin. Nggak bisa dijual segitu. Orang HPP (harga pokok penjualan) di atas Rp 100.000/kg," ujar Rusli kepada detikcom Rabu (27/4/2022).

ADVERTISEMENT

"Harga daging sapi ya tetap tinggi karena permintaan tinggi, pemerintah kan tidak bisa mengubah preferensi masyarakat. Nggak mungkin ibu-ibu suka yang daging beku, pasti suka yang segar," sambungnya.

Beberapa cara menekan harga daging sapi di halaman berikutnya. Langsung klik

Lebih lanjut dia mengatakan, ada beberapa cara untuk menekan harga daging sapi. Namun Rusli juga mengingatkan beberapa upaya ini memiliki tantangan tambahan lainnya.

Upaya pertama dengan memperbanyak suplai dalam negeri. Caranya dengan mengembangkan atau memperbanyak peternakan sapi di dalam negeri dengan skala yang besar. Namun cara inipun memiliki kendala perihal lahan.

"Lahan di wilayah Jawa sudah terbatas, di luar Jawa banyak lahannya biasanya pertenak sapi itu berbarengan dengan kebunnya kelapa sawit. Jadi sapinya makan rumput di situ. Tetapi masalahnya, jika ternak sapi skala besar di luar Jawa ada kendala harga transportasi," terangnya

Kemudian, menekan pakan sapi yang saat ini disebut tinggi. Hal itu disebabkan karena bahan pangan sapi yakni jagung tengah mengalami kenaikan. Jadi sediakan harga pakan yang murah untuk peternak.


Hide Ads