Nama Garibaldi Thohir atau Boy Thohir rasanya sulit dipisahkan dari bisnis batu bara di Tanah Air. Namun, belakangan namanya erat kaitannya dengan perusahaan di bidang teknologi khususnya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
Boy merupakan salah satu pemegang Goto, dan kini menjabat sebagai Komisaris Utama di perushaan yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.
Boy Thohir bercerita, dirinya masuk ke GoTo tidak direncanakan. Ia masuk ke perusahaan tersebut karena diminta untuk membantu oleh rekan-rekannya.
"Kalau bicara masuk ke GoTo itu, not by design, kalau kita balik, sebetulnya karena Mas Nadiem jadi Menteri, adek-adek di GoTo perlu sosok yang lebih senior. Pak Patrick Walujo kenal baik saya, Pak Winarto juga kenal baik saya, Pak Prijono Astra juga kenal baik saya. Akhirnya mereka bilang, 'Tolong dong bantu nih bantu yang muda-muda', ya saya ikut aja. Saya ikut bantu," katanya dalam acara Ask d'Boss detikcom, Sabtu (30/4/2022).
"Dan ternyata ya saya jatuh cinta, dalam arti kata melihat anak-anak ini memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama UMKM, driver-driver ojol, itu luar biasa. Saya amaze lah sama mereka," tambahnya.
Baca juga: Kisah Raja Batu Bara Jatuh Cinta dengan GOTO |
Boy Thohir mengatakan, tanpa teknologi butuh waktu lama untuk menciptakan lapangan kerja. Dia bilang, untuk menciptakan 100 ribu atau 200 ribu lapangan kerja bisa menghabiskan waktu 50-60 tahun.
Hal itu berbeda dengan GoTo perusahaan hasil merger antar Gojek dan Tokopedia. Gojek saja bisa menciptakan 2 juta mitra driver dan menggaet 500 ribu merchant dalam waktu yang singkat.
"Gojek, mitra drivernya itu 2 juta. Mitra Gofood merchantnya itu 500 ribu. Kalau 500 ribu kali 4 orang yang kerja itu sudah 2 juta lagi. Not to mention begitu mereka merger dengan Tokopedia. Dan itu semua karena digital economy within only on the past ten years," sambungnya.
Ia pun optimistis dengan perekonomian Indonesia. Menurut Boy, akan ada dua motor penggerak ekonomi Indonesia ke depannya.
"Jadi memang ke depan ini, saya sangat optimis terhadap perekonomian Indonesia. Kenapa? Karena di-drive dengan dua motor utama, satu digitalisasi ekonomi yang dengan cepat melakukan terobosan-terobosan. Kedua dengan ya old economy ini. Tetapi terus going deep, masuk ke downstream, hilirisasi dan segala macam," jelasnya.
(acd/eds)