Tips Pakai Duit THR Biar Nggak Cuma Numpang Lewat

Tips Pakai Duit THR Biar Nggak Cuma Numpang Lewat

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 02 Mei 2022 13:46 WIB
Ilustrasi THR Lebaran 2022
Ilustrasi THR/Foto: Dok.Detikcom
Jakarta -

Setiap hari raya THR biasanya sudah masuk kantong. Dibutuhkan pengelolaan yang bijak agar uang THR itu bisa digunakan semaksimal mungkin.

VP, Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life Windy Riswantyo mengatakan untuk sandwich generation (mereka yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan beberapa orang), momen ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder yang biasanya tertunda. Namun perlu diingat, bahwa dana THR jika tidak dikelola dengan baik, justru bisa menjadi bumerang di kemudian hari.

"Karena dengan pengelolaan dana THR yang tepat, dana ini bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga membantu sandwich generation untuk dapat memiliki perencanaan keuangan yang baik dalam rangka mencapai tujuan finansial," kata dia dalam siaran pers, dikutip Senin (2/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Windy mengungkapkan saat menerima THR, ciptakan kesempatan untuk mendiskusikan alokasi dana THR serta catatan keuangan yang merincikan tujuan penggunaan dana THR dengan pasangan dan keluarga.

Kemudian THR juga bisa dialokasikan untuk berbagi misalnya melalui sedekah dan zakat dengan besaran 2,5% hingga 5%. Saat ini, sudah banyak halaman crowdfunding yang bisa menyalurkan donasi dengan cara yang mudah dan cepat.

ADVERTISEMENT

Lalu agar tetap awet, dana THR juga bisa disimpan dalam bentuk tabungan maupun diternakkan dalam bentuk investasi. Melalui investasi, diharapkan kita dapat merasakan manfaatnya di kemudian hari.

"Tidak ada larangan untuk menggunakan dana THR demi keperluan konsumtif yang biasanya dilakukan para milenial seperti membeli baju baru, nongkrong di kafe kekinian, atau pergi berlibur. Namun semua pengeluaran tersebut perlu diperhitungan dengan bijak agar disesuaikan dengan kemampuan finansial yang dimiliki," jelas dia.

Menurut Windy masalah yang cukup sering dihadapi oleh sandwich generation adalah keinginan yang besar untuk membahagiakan setiap anggota keluarga, baik keluarga inti maupun sanak saudara yang bertemu saat momen hari raya. Tidak jarang ini juga menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang.

Masih soal tips menggunakan THR, langsung klik halaman berikutnya

Sebagai sandwich generation, THR menjadi kesempatan untuk memenuhi keinginan pribadi yang tertunda. Namun, jangan alokasikan dana THR untuk menambah hutang baru, salah satunya sebagai uang muka cicilan, misalnya cicilan pembelian kendaraan bermotor atau ponsel terbaru.

THR diterima hanya satu kali dalam setahun. Oleh karena itu, sebisa mungkin jangan gunakan dana THR untuk membayar biaya rutin yang dikeluarkan setiap bulan, misalnya membayar tagihan listrik, uang sekolah anak, atau biaya belanja rutin bulanan. Hal ini patut dihindari karena biaya rutin bulanan seharusnya sudah dialokasikan pada pos pengeluaran bulanan di luar dana THR yang diterima.

"Menjadi sandwich generation sering dikaitkan dengan berbagai beban finansial untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Padahal, jika sandwich generation dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola keuangan yang baik, kita dapat menjadi #BetterSandwichGen yang memiliki kesiapan finansial, termasuk kesiapan dalam mengelola THR dalam menyambut hari raya," jelas Windy.

Wealth Management Head OCBC NISP Juky Mariska mengungkapkan dalam menggunakan uang THR untuk hampers bisa disesuaikan dengan budget.

Hal ini demi meminimalisir pemborosan. THR itu bukan rejeki nomplok yang tiba-tiba datang, walaupun mendapatkan THR untuk merayakan Lebaran, tapi juga harus bisa mengatur THR dan menyisihkannya untuk investasi.

"Kalau Anda masih takut untuk investasi di saham yang resikonya besar Anda bisa mulai investasi di reksadana, yang resikonya tergolong kecil," jelas dia.

Untuk mulai disiplin berinvestasi, bisa dengan menyisihkan terlebih dahulu pendapatan, bukan sisa dari pendapatan. Tetap gunakan prinsip The 50/30/20 Budget Rule, dimana 50% untuk pengeluaran penting dan rutin, 30% untuk keinginan tersier, dan 20% untuk investasi.

"Jangan lupa sesuaikan dengan profil resiko Anda juga. High risk, tentu high return, akan tetapi tidak ada 1 instrumen investasi yang terus menerus memiliki kinerja baik setiap saat," ujarnya.


Hide Ads