Waduh! Ternak di 4 Kabupaten Jatim Kena Penyakit Mulut dan Kuku Menular

Waduh! Ternak di 4 Kabupaten Jatim Kena Penyakit Mulut dan Kuku Menular

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 07 Mei 2022 16:15 WIB
Warga Padukuhan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mulai mengevakuasi ternak yaitu sapi perah usai status siaga.
Foto: Tim detikcom

Khofifah juga mengimbau kepada daerah lainnya di Jatim untuk segera melakukan kewaspadaan serta antisipasi untuk supply side-nya, karena Surabaya suplai dagingnya dari Sidoarjo, Mojokerto, Gresik maupun Lamongan.

"Kami ingin mendapatkan penjelasan produk turunannya, sebetulnya tingkat apa kalau ingin memproteksi dengan cara apa, atau memang produk turunan itu sama sekali tidak bisa digunakan, kalau demikian bagaimana, dengan dagingnya dan seterusnya, yang jelas kami berharap bahwa panduan panduan teknis seperti ini kami bisa segera mendapatkan dari Kementerian pertanian, khususnya dari dirjen peternakan dan kesehatan hewan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supaya tidak menimbulkan kepanikan, Khofifah menyatakan Kementan bisa mencari format seefektif mungkin.

"Misalnya dari Dirjen PKH kemudian komunikasinya dengan Pemprov, dari Kemenko Perekonomian juga bisa menjadi bagian ikut mengkoordinasikan secara teknis karena memang banyak hal yang terkait dengan tanggap darurat ini harus dicari solusi yang efektif," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan langkah-langkah tanggap daruratnya, yakni sedapat mungkin melakukan sesuatu yang bisa memberikan solusi, dan para bupati bisa memberikan langkah-langkah proteksi, baik dari dari kandang-kandang tertentu, kemudian kemungkinan pencegahan transmisinya.

Selain itu lalu lintas dari hewan, dari satu titik ke titik yang lain, kemudian apa saja yang masih boleh dikonsumsi dari kemungkinan hewan yang terkonfirmasi PMK dan seterusnya.

Sebagai informasi, penyakit PMK ini disebabkan oleh virus dan bersifat akut serta sangat menular pada hewan berkuku belah terutama ternak ruminansia seperti sapi kerbau kambing dan domba serta babi, dikarenakan penyebarannya cepat sehingga dapat mengancam kesehatan ternak di Indonesia yang berdampak pada kerugian ekonomi pada masyarakat.

Perlu dilakukan upaya pencegahan penyebaran dan pengendalian PMK yang terintegrasi serta terstruktur agar dapat mengurangi dampak penyakit hewan di wilayah yang terinfeksi serta mempertahankan wilayah yang masih bebas.


(fdl/fdl)

Hide Ads