Kematian tujuh crazy rich dan oligarki Rusia menimbulkan pertanyaan. Kematian yang terjadi sejak Januari itu memunculkan berbagai spekulasi mengenai kemungkinan lain dari sekadar bunuh diri atau kecelakaan.
Dari tujuh orang, lima di antaranya diduga bunuh diri. Kemudian, tiga dari mereka diduga membunuh anggota keluarganya sebelum bunuh diri. Tujuh orang crazy rich dan oligarki Rusia ini antara lain Leonid Shulman, Alexander Tyulakov, Mikhail Watford, Vasily Melnikov, Vladislav Avayev, Sergey Protosenya, dan Andrei Krukovsky.
Meski begitu, tidak sedikit media yang menduga bahwa laporan bunuh diri itu bisa saja dipalsukan. Sejumlah media bahkan menyebut kemungkinan keterlibatan Kremlin atau bahkan keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip DW, Selasa (10/5/2022), dalam beberapa tahun terakhir, tercatat ada upaya pembunuhan terhadap para kritikus Kremlin. Seperti yang menimpa pemimpin oposisi Alexei Navalny.
Ia diracun saat berada di bandara Tomsk pada Agustus 2020. Pada dua tahun sebelumnya, Sergei Skripal, mantan kepala badan intelijen GRU Rusia juga diracun dengan cara yang sama. Baik Navalny dan Skripal selamat.
Kemudian pada 2006, Alexander Litvinenko, mantan petugas keamanan Rusia yang membelot ke Inggris diracun dengan polonium radioaktif di London. Kemudian pada 2017, surat kabar Amerika Serikat (AS), USA Today merilis hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa setidaknya 38 dari lingkaran oligarki Rusia telah meninggal atau hilang dalam tiga tahun terakhir.
Namun yang berbeda, dalam rangkaian kematian misterius pada 2022, tidak ada catatan bahwa para oligarki yang tewas ini pernah mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, tidak ada satu pun dari sanksi internasional terkait invasi Ukraina yang melibatkan nama para crazy rich dan oligarki tersebut.
Warsaw Institute, lembaga yang mengkaji kebijakan keamanan Rusia menyebutkan bahwa polisi Rusia dan lembaga keamanan Gazprom dengan cepat meluncurkan penyelidikan atas rangkaian kematian yang terjadi. Warsaw Institute juga menyebut dalam situs resmi mereka bahwa kemungkinan sejumlah pejabat senior yang terkait dengan Kremlin tengah menutupi jejak penipuan di perusahaan milik negara itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya.