Penyusunan 'Bali Guideline' menjadi salah satu outcome document dari pelaksanaan Tourism Working Group. Kehadiran Bali Guideline dinilai dapat mendorong pemulihan ekonomi global yang berpusat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
"Selama dua hari terakhir, kami telah berkumpul untuk mempertimbangkan bagaimana upaya dalam mendorong pemulihan pariwisata dan membuat pariwisata lebih inklusif dan tangguh melalui pedoman Bali dan lima garis tindakannya," kata Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh dalam keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Dalam The 1st Tourism Working Group 2022 yang digelar di Sudamala Resort, Labuan Bajo, NTT, Rabu (11/5), negara anggota G20 juga telah menyampaikan pendapat hingga best practice untuk menghadapi isu di dalam Bali Guideline. Adapun hal tersebut nantinya akan dibahas kembali dalam Tourism Working Group Meeting kedua dan akan disepakati bersama pada Tourism Ministerial Meeting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap dapat menyambut para delegasi G20 secara langsung di Bali pada 23 September 2022 dalam pertemuan kedua Tourism Working Group, yang akan segera diikuti oleh Tourism Ministerial Meeting pada tanggal 26 September 2022 dan perayaan World Tourism Day yang jatuh pada tanggal 27 September 2022," ujar Frans.
Menurutnya, para delegasi mendukung penuh 'Bali Guideline' yang berpusat pada kesejahteraan masyarakat lokal serta pelaku ekonomi kreatif. "Kami akan memastikan bahwa pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik. Termasuk dengan memperluas peluang pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan, mengubah cara pelatihan kami di bidang pariwisata," terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pertemuan tersebut juga membahas pendapat soal lima line of action yang menjadi fokus utama dalam forum 'The 1st Tourism Working Group'. Di antaranya, isu human capital yang berkenaan dengan pekerjaan, skills, entrepreneurship, dan edukasi. Diungkapkannya, delegasi G20 sepakat agar meningkatkan pelatihan reskilling dan upskilling yang berkelanjutan.
Selain itu pada pembahasan line of action kedua, yaitu inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif, fokus delegasi untuk memperkuat digitalisasi pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sementara pada line action ketiga 'women and youth empowerment' berfokus pada upaya mendorong kesetaraan gender dalam hal kompensasi, serta representasi perempuan dalam peran kepemimpinan. Di samping itu juga menekankan pentingnya program pelatihan untuk mendukung pengusaha muda di bidang pariwisata.
Pada line of action yang keempat, yaitu climate action, biodiversity conservations, dan circular economy, ia menjelaskan delegasi G20 berkomitmen untuk membuat pariwisata global yang berkelanjutan. Sedangkan line of action yang kelima (kerangka kebijakan, tata kelola, dan investasi), fokus delegasi G20 yaitu menekankan pentingnya kolaborasi untuk memastikan investasi dalam pariwisata bersifat inklusif dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Kami telah mencatat semua yang poin dalam forum ini. Masukan serta intervensi para panelis sangat bermanfaat dalam penyempurnaan Bali Guideline. Setelah ini kami akan membagikan conclusion tersebut kepada semua delegasi," paparnya.
Ia mengungkapkan The 1st Tourism Working Group mendapat apresiasi dan respons yang positif dari para delegasi G20, negara tamu dan juga organisasi internasional.
"Atas nama tim kepresidenan Indonesia, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua delegasi dari negara-negara anggota G20 serta organisasi internasional karena telah memuaskan kami dengan kehadiran virtual dan kontribusi penting anda selama pertemuan ini," pungkasnya.
Dia pun mengundang para delegasi ke acara berbagai side event G20. Yakni Asian Venture Philanthropy Network Conference pada 21-24 Juni 2022 di Bali, International Wellness Tourism Conference and Festival pada 5-7 Agustus 2022 di Solo, dan World Conference on Creative Economy pada 5-7 Oktober 2022 di Bali.
(ega/hns)