Sejarah Bayar Tol di RI, dari Tunai, Pakai Kartu sampai Mau Diganti Lagi

Sejarah Bayar Tol di RI, dari Tunai, Pakai Kartu sampai Mau Diganti Lagi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 19 Mei 2022 12:59 WIB
Bayar Tol Non Tunai
Foto: Eduardo Simorangkir-detikFinance
Jakarta -

Pemerintah berencana mengubah sistem pembayaran tol dari sebelumnya uang elektronik menjadi Multi Lane Free Flow (MLFF). Uji coba ini bakal dilaksanakan pada akhir tahun 2022.

Bergantinya sistem transaksi di jalan tol pernah dilakukan di Indonesia. Sebelum kartu tol atau uang elektronik digunakan, transaksi di jalan tol menerapkan sistem tunai dimana pembayaran dilakukan ke petugas yang berjaga di gerbang tol.

Dalam perkembangannya pelaksanaan transaksi tunai lalu berganti menjadi pembayaran otomatis menggunakan kartu tol. Kartu tol sendiri resmi digunakan serempak di seluruh gerbang tol Indonesia pada bulan Oktober 2017. Gerbang tol tidak lagi menerima pembayaran secara tunai atau cash.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dipilihnya uang elektronik sebagai alat transaksi adalah karena alasan efisiensi. Dengan menggunakan kartu tol pemerintah mengklaim transaksi di gerbang tol jadi lebih singkat dari sebelumnya 7-8 detik, menjadi 2-3 detik.

Transisi dari pembayaran tunai ke uang elektronik menjadi sesuatu yang baru bagi mayoritas masyarakat sejak jalan tol pertama kali dibangun di Indonesia. Mengutip laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kamis (19/5/2022), jalan tol di Indonesia pertama kali dibangun tahun 1978.

ADVERTISEMENT

"Sejarah jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1978 dengan dioperasikannya jalan tol Jagorawi dengan panjang 59 km (termasuk jalan akses), yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi," seperti tertulis di website BPJT.

Akibat kebijakan ini, PT Jasa Marga pernah mengungkapkan bahwa penerapan elektrifikasi pada gerbang tol memberikan dampak kepada 1.351 penjaga gerbang tol. Corporate Secretary Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, program pemberdayaan pegawai tersebut dinamakan Alife.

Dalam program tersebut para pegawai yang terkena dampak otomatisasi diberikan pilihan-pilihan. Pertama pindah menjadi staf di kantor pusat. Kedua, pindah menjadi staf di kantor cabang. Ketiga, menjadi pegawai di anak usaha. Keempat, menjadi wiraswasta di rest area jalan tol milik perseroan. Kelima, pensiun dini.

Lanjut di halaman berikutnya.

Dari segi pengguna tol, mereka diharapkan bisa melakukan beberapa kebiasaan baru. Misalnya sebelum melakukan perjalanan, pastikan cek kecukupan saldo uang elektronik yang dimiliki. Pengguna dapat melakukan top up melalui ATM, Layanan Mobile Top Up, hingga jaringan toko ritel.

Penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran di jalan tol terus dipakai hingga sekarang. Namun berhembus kabar jika pemerintah sedang menyiapkan sistem pembayaran baru untuk menggantikan uang elektronik.

Sumber detikcom di Bank Indonesia (BI) menyebutkan jika saat ini BI dan Kementerian PUPR sedang mendiskusikan konsep desain dan model bisnis MLFF. Termasuk ekosistem sistem pembayarannya.

Sistem MLFF ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan melakukan transaksi melalui aplikasi khusus jalan tol di smartphone. Selanjutnya GPS akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system. Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.

Dengan MLFF, lama transaksi turun menjadi 0 detik dari sebelumnya 4 detik. Sumber detikcom lain yang mengetahui rencana ini menyebut jika proses uji coba akan dilaksanakan di ruas tol trans Jawa Bali secara bertahap.




(das/das)

Hide Ads