Lika-liku Starling: Wira-wiri Tiap Hari, tapi Pembeli Makin Sepi

Liputan Khusus

Lika-liku Starling: Wira-wiri Tiap Hari, tapi Pembeli Makin Sepi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 22 Mei 2022 09:30 WIB
Penjual Kopi Keliling Alias Starling
Foto: Herdi Alif Al Hikam
Jakarta -

Kring, kring, kring, Rohman memacu sepedanya di tengah rombongan pengunjuk rasa dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat. Di persimpangan jalan menuju kawasan Kebon Sirih dia berhenti sejenak melepas penatnya.

Rohman adalah satu dari sekian banyak penjaja kopi keliling atau kini banyak dikenal sebagai starling. Entah dari mana sebutan itu, Rohman pun tak tahu, yang jelas semakin rajin dia memacu sepedanya di jalan-jalan Jakarta semakin banyak peluangnya mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Sejak pukul 6, pria paruh baya asal Madura ini sudah memulai rutinitasnya sebagai penjaja kopi keliling. Setiap harinya, Rohman yang bermukim di daerah Kwitang 'ngider' di sekitar Monas, Kebon Sirih, hingga Thamrin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebetulan, hari itu ada keramaian di Patung Kuda, ratusan karyawan sebuah perusahaan pelat merah sedang melakukan aksi unjuk rasa.

Tak peduli apa yang disuarakan para masa aksi, yang Rohman tahu, setiap ada keramaian pasti ada orang yang haus. Di situ lah dagangannya bisa laku.

ADVERTISEMENT

Namun, nampaknya keuntungan belum menghampirinya. Aksi unjuk rasa yang digelar besar sejak pagi itu belum banyak membuat laku dagangannya. Bahkan, saat berdagang pun dirinya masih juga 'diganggu' Satpol PP.

"Sudah jalan dari pagi, 2 termos aja belum habis. Sudah ke demo itu, tapi diusir sama kakak-kakak Satpol PP," keluh Rohman ketika ditemui detikcom.

Rohman bilang, menjadi starling di masa-masa sekarang sebetulnya makin susah. Dia terus menerus mengeluh pembeli jadi makin sepi. Hal ini sudah dirasakannya semenjak pandemi Corona sedang tinggi-tingginya merebak di Indonesia, khususnya Jakarta.

Bila dahulu dalam sehari dirinya bisa mengantongi pendapatan bersih sampai Rp 150 ribu lebih, saat ini bisa mendapatkan Rp 100 ribu saja sudah syukur. Rata-rata paling sering seharinya dia cuma mendapatkan pendapatan bersih Rp 70-90 ribu saja.

"Bukan sepi lagi, sepi beneran. Kalau kita mah lapar sama kenyang, banyak laparnya, benar-benar," keluhnya.

Lanjut di halaman berikutnya.

Dia tak tahu apa masalah yang membuat pembeli kopinya makin sepi, yang jelas menurutnya makin sedikit saja pembeli dagangannya semenjak pandemi merebak di Jakarta.

"Habis pandemi itu makin sepi benar. Kali aja karena orang nggak boleh wisata, nggak boleh ngantor. Apa-apa ditutup. Demo-demo juga banyak dilarang, untung-untungan ada demo begini kita," ujar Rohman.

Setali tiga uang, Agus seorang starling lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Pembeli kopi keliling makin sepi saat ini, pendapatannya pun berkurang.

Tak jauh berbeda dari Rohman, pendapatan bersihnya paling besar saat ini cuma mentok sampai Rp 100 ribu. Saking sepinya, Agus yang juga berasal dari Madura bercerita seringkali pendapatannya cuma cukup untuk makan sehari dengan istrinya.

Penjual Kopi Keliling Alias StarlingPenjual Kopi Keliling Alias Starling Foto: Herdi Alif Al Hikam

Di Jakarta, Agus tinggal bersama dengan istrinya. Menyewa kos satu petak dengan harga Rp 300 ribuan per bulan. Dia meninggalkan satu anak yang masih mengenyam bangku sekolah dasar di Madura.

"Kalau sepi mah cukup makan sama istri aja ya sekitar Rp 50 ribuan lah bersihnya," ujar Agus.

Pendapatan yang makin minim ini harus disiasati Agus untuk berbagai hal. Mulai dari kebutuhan sehari-hari dia dan istrinya di Jakarta, uang sewa kosnya, dan juga mengirim uang ke keluarganya di kampung.

Baik Agus dan Rohman mengaku enggan untuk mencari pekerjaan lain. Mereka mengaku tak bisa melakukan apa-apa lagi selain berkeliling menjajakan kopi starling.

Bersambung di halaman berikutnya.

Meski mengaku pendapatan berkurang, Agus percaya pekerjaannya sekarang sebagai penjaja kopi keliling masih bisa memberikannya penghidupan. Sejak 2011 dia menjadi starling dan sampai saat ini masih bisa menafkahi keluarganya.

"Selama ini masih cukup juga pekerjaan begini, biarpun dicukup-cukupin. Kita sih begini aja, kalau nggak untung kan mana ada kerjaan itu dikerjain," ungkap Agus.

Sementara Rohman mengatakan sampai saat ini cuma berkeliling menjajakan kopi saja yang bisa dia lakukan. Selain masih memberikannya penghidupan, bekerja sebagai starling juga memberikan dirinya kenyamanan.

"Kalau diajak sama saudara kekurangan tenaga diminta bantu-bantu kami mau. Kalau kerja sama orang lain, meskipun kerja apa aja nggak mau, daripada diatur orang mending dagang ini aja," pungkas Rohman.



Simak Video "Melihat Proses Pembuatan Croissant di Nool/Strala Bread Factory"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads