Setiap toko memiliki langganan penjaja kopi keliling yang menyetok barang. Satu toko bisa memiliki langganan sebanyak 10 orang lebih starling. Namun saat ini, hanya ada sekitar 7 orang penjaja kopi keliling yang berlangganan barang kepadanya.
Biasanya, para penjaja kopi keliling akan menyebut penyetok seperti Ida sebagai sebutan bos. Pasalnya, penyetok seperti Ida yang memberikan semua barang-barang yang dijual starling. Penjaja kopi keliling hanya modal sepedanya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ida menjelaskan selama ini dirinya menyetok barang kepada para starling secara paketan. Satu paket besar biasanya seharga Rp 1,5 juta, sudah berisi beragam minuman sachetan hingga rokok.
Pembayarannya dilakukan saat dagangan yang disetok itu laku dijual oleh para starling. Ida menyebut sistem pembayaran yang digunakan adalah kasbon, barangnya dihutang dahulu kemudian dibayar saat laku.
"Kopi-kopi ini kan dari aku. Jadi aku modalin barang aja, berapa-berapa totalnya mereka akan nyicil, mulangin modalnya ke saya. Dia tergantung lakunya aja, pokoknya bayar ke saya sesuai modal yang dikeluarkan," ungkap Ida ditemui detikcom.
"Itu bisa sekitar Rp 1-1,5 jutaan lah sudah lengkap kopi dan rokok," lanjutnya.
Ida juga akan menyuplai air panas dan es batu kepada para penjaja kopi keliling saat mereka akan berangkat. Pihak Ida juga yang menata kopi-kopi sachet dengan rapi di sepeda-sepeda para penjaja kopi keliling.
Uniknya lagi, satu Kampung Starling ini ternyata diisi oleh orang Madura. Ida juga tak tahu mengapa bisa begitu, cuma yang jelas dia mengatakan semua orang di kawasannya memang merupakan orang Madura.
"Aku ke sini itu tahun 91. Memang banyak teman-teman Madura waktu itu. Sekarang mungkin banyak juga anak-anak yang muter sekarang jualan ngajakin kawannya di kampung. Nggak ngerti juga saya," ujar Ida.
(hal/dna)