Jakarta -
Fenomena kelangkaan produk susu formula bayi tengah melanda Amerika Serikat. Para ibu di negeri Paman Sam tersebut kini panik mencari alternatif untuk tetap dapat memberikan suplai nutrisi bagi balitanya.
Salah satu penyebab dari kejadian tersebut ialah adanya penarikan sejumlah produk akibat tercemari Bakteri Salmonella dan Cronobacter. Produk yang ditarik ini merupakan produksi dari Abbott Laboratories, produsen besar susu formula di AS.
Berita tersebut menyusul laporan bahwa seorang bayi terinfeksi Cronobacter sakazakii setelah terpapar susu formula bubuk, dan akhirnya meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana dengan susu formula di Indonesia?
Melihat fenomena yang terjadi di AS tersebut, Ketua Gabungan Koperasi Produksi Susu Indonesia Dedi Setiadi mengatakan bahwa dirinya yakin pencemaran bakteri Salmonella pada susu bayi tidak akan terjadi di Indonesia selama SOP produksi dijalankan dengan baik.
"Selama pemilihan bahan baku yang tepat, pengolahan yang higienis dan menerapkan SOP yang ketat nggak deh, Indonesia kira-kira aman," kata Dedi kepada detikcom, Kamis (12/5/2022).
Dedi menjelaskan bahwa bakteri Salmonella itu bukan bakteri yang berasal dari susu, melainkan bakteri yang berasal dari luar yang mencemarkan susu.
"Bukan bakteri susunya, tapi dari cemarannya, bisa dari air, bisa dari kotoran sapinya dan lain-lain. Bisa kena itu," tuturnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Dedi menjelaskan jika susu formula bayi dipilih dan diproses lewat SOP ketat sehingga potensi terkontaminasi bakteri Salmonella dapat diminimalisir. Selain itu Indonesia tidak mengimpor produk susu bayi dari AS.
"Kekurangan susu formula di negeri kita ini suplainya didominasi dari Australia dan New Zealand," ujar Dedi. Impor susu yang dilakukan Indonesia tersebut dalam bentuk skimmed milk powder.
"Hanya saja memang impor susu bubuk Indonesia dari luar itu berada pada kisaran 80% dari total kebutuhan susu bubuk. Karena Indonesia baru mampu mencukupi kebutuhan Nasional sebesar 20%," sambung dia.
Disamping itu, Dedi menjelaskan bahwa Indonesia masih mengimpor susu dari Amerika Serikat. Namun jumlahnya terbilang sedikit dan bukan produk susu formula bayi.
Dedi juga menambahkan bahwa dirinya merasa yakin dengan keamanan produk susu Impor dari luar negeri. Menurutnya susu impor sudah disterilisasi lewat pemanasan 100 derajat celcius lebih sehingga aman dikonsumsi.
Dedi mengaku bahwa dirinya tidak mengerti kenapa susu formula bayi di negara sekelas AS bisa tercemar bakteri seperti yang terjadi saat ini. AS yang diketahuinya adalah negara yang sangat ketat dari peternakannya hingga pabriknya.
Dengan demikian, para ibu dan konsumen susu formula di Indonesia tidak perlu khawatir dengan beredarnya kabar yang menimpa AS in. Dengan produksi yang mematuhi SOP yang ketat serta pengawasan yang baik, Indonesia akan aman dari ancaman krisis susu formula.
Sebagai informasi tambahan, Presiden Joe Biden telah menandatangani RUU yang mencakup Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk meningkatkan produksi susu formula bayi dalam negeri.
Dia juga memerintahkan Pentagon untuk menerbangkan pengiriman dari luar negeri sebagai upaya memenuhi kebutuhan stok susu formula tersebut. Abbott Laboratories juga akan turut bertanggung jawab sebagai salah satu penyebab krisis ini terjadi di AS.