Setelah melakukan pelarangan ekspor gandum, India kini berencana untuk membatasi ekspor gula ke pasar internasional. Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu 25 Mei kemarin, pemerintah India mengatakan akan membatasi ekspor gula hingga 10 juta ton untuk musim pemasaran yang berlangsung hingga September tahun ini.
Dilansir dari CNN, Kamis (26/5/2022), langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga harga gula India tetap terkendali di dalam negeri.
Sementara itu, eksportir juga telah diminta untuk meminta izin khusus dari pihak berwenang untuk setiap ekspor gula antara 1 Juni hingga 31 Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah untuk membatasi ekspor gula ini muncul di tengah kondisi inflasi atau kenaikan harga besar-besaran pada barang ritel secara tahunan di India. Inflasi tercatat mencapai 7,8%, menjadi level tertinggi dalam hampir delapan tahun.
Berbicara di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Menteri Perdagangan India Piyush Goyal mengatakan pembatasan ekspor gula India seharusnya tidak mempengaruhi pasar global.
"Kami terus mengizinkan ekspor ke negara dan tetangga yang rentan dengan izin khusus," kata Goyal.
India sendiri merupakan negara produsen gula terbesar di dunia dan eksportir terbesar kedua setelah Brasil. Pemerintah PM Narendra Modi mengatakan India perlu mengambil tindakan untuk mempertahankan stok gula di dalam negeri.
Pada tahun pemasaran saat ini, yang berlangsung dari Oktober 2021 hingga September 2022, pabrik gula India sejauh ini telah menandatangani kontrak ekspor sekitar 9 juta ton.
Dalam periode 12 bulan sebelumnya, negara tersebut mengirimkan 7 juta ton pemanis ke luar negeri, yang merupakan jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, menurut data pemerintah.
Lalu, apakah pembatasan ekspor yang dilakukan India bakal berdampak ke Indonesia? Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Film 'Pabrik Gula' Tembus 2 Juta Penonton"
[Gambas:Video 20detik]