Badai PHK di Startup Kapan Selesainya?

Badai PHK di Startup Kapan Selesainya?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 27 Mei 2022 20:00 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)

Sementara itu, eks Ketua Umum Asosiasi e-commerce Indonesia, Ignatius Untung berpendapat fenomena PHK di startup bukanlah bagian dari bubble burst. Menurutnya hal ini lebih dikarenakan kondisi ekonomi dunia yang memang tengah lesu.

"Jangankan resesi, sekarang saja sudah banyak supermarket besar bahkan hypermarket dan toko offline lainnya yang tutup padahal belum terjadi resesi," ujar Ignatius kepada detikcom.

Menurut Ignatius, definisi bubble burst versinya ialah ketika banyak perusahaan yang sudah mendapatkan pendanaan investor namun gagal melanjutkan perjalanannya alias bangkrut. Dengan kata lain ialah ekspektasi terhadap bisnis yang sebelumnya menggelembung tapi ternyata tidak begitu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau yang menimpa start-up kita sekarang ini kan tidak. Karena kan investor yang tetap bertahan dan start-up yang bertahan masih banyak," ujar dia.

"Kalau bubble burst itu kan definisinya menggelembung, terus tidak bisa bertahan, akhirnya tidak bisa berjalan. Sedangkan kan sekarang masih ada IPO dll. Artinya kepercayaan masyarakat masih ada," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan, lanjut dia, fenomena PHK besar-besaran ini bukan hanya perlu dikhawatirkan oleh pegawai startup saja, tetapi juga di pegawai perusahaan konvensional. Menurutnya fenomena ini tak terbatas terjadi di lingkungan startup saja.

"Pilihannya ketika pemasukannya sudah tidak terlalu banyak itu yang pertama fund rising dengan mencari investor. Tapi itu susah karena nggak banyak investor yang mau. Option kedua yaitu dengan efisiensi dan salah satunya dengan melakukan PHK," ujar dia.

Menilik kembali makna ledakan gelembung itu sendiri, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi juga mengemukakan pendapatnya.

"Kalau saya lihat ini bukan pecahnya gelembung, melainkan gelembung mulai bocor," ujar Heru.

"Kalau pecah ya semua startup rontok, tapi ini perlahan rontok," tambahnya.

Dilansir melalui Investopedia, bubble burst adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan nilai pasar yang naik sangat cepat, terutama pada harga aset. Inflasi yang cepat ini diikuti oleh penurunan nilai yang cepat, atau kontraksi, yang kadang-kadang disebut sebagai "kecelakaan" atau "ledakan gelembung". Hingga kini penyebab ledakan gelembung masih terus diperdebatkan para ahli.


(dna/dna)

Hide Ads