Gemukin Sapi Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta, Ini Rahasianya

Gemukin Sapi Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta, Ini Rahasianya

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Selasa, 31 Mei 2022 17:04 WIB
Usaha yang terbilang unik yakni penggemukan sapi ada di kawasan Lampung. Tak main-main, bisnis ini meraup omzet puluhan juta rupiah.
Bisnis Penggemukan Sapi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Usaha penggemukan sapi adalah usaha yang dimana dalam kegiatannya sapi yang tadinya berukuran kecil sampai sedang, akan dibuat jadi bongsor dalam waktu cepat. Cara penggemukan sapi yang dilakukan tentunya tetap dengan cara yang aman, sehingga tidak menyakiti sapi.

Sejatinya, selain usaha pemotongan dan pemerahan usaha ternak penggemukan sapi juga cukup banyak dilakukan. Dalam catatan detikcom, usaha penggemukan sapi itu juga yang dilakukan oleh Muslimin, warga Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah.

Ia mengaku sudah bertahun-tahun membuka usaha penggemukan sapi. Di kandang miliknya, ada lebih dari 40 sapi yang digemukkan pada saat itu. Muslimin menjelaskan, sapi nantinya akan diberikan makanan khusus, bukan hanya daun-daunan.

Apakah usaha penggemukan sapi menguntungkan? Jika dilihat dari nominalnya, usaha penggemukan sapi ini bisa dibilang menguntungkan. Misalnya, Muslimin mendapatkan omzet yang per bulan sekitar Rp 80-90 juta di tahun (per akhir tahun 2021 lalu).

Ia akan mematok harga sapi berdasarkan bobotnya. Muslimin menguraikan dalam sebulan setidaknya ada 5 ekor sapi yang terjual dengan kisaran harga Rp 17-18 juta.

Untuk sapi betina, saat ini per kilogram dihargai Rp 44-45 ribu, sedangkan jantan harganya Rp 47 ribu. Sebagai contoh, untuk sapi jantan berbobot 400 kilogram, harganya berarti Rp 47 ribu dikali 400 setara Rp 18,8 juta.

Lalu, bagaimana cara menggemukkan sapi?

Sapi yang digemukkan di tempatnya itu diberi pakan konsentrat yang terbuat dari campuran kulit kopi, bungkil kopra, dan bungkil sawit lalu digabungkan dengan batang jagung dan ampas singkong yang biasa disebut onggok.

Sapi diberikan makan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore hari. Porsi makan sapi-sapi yang sedang digemukkan ini cukup besar, yakni sekitar 10 kg setiap ekor sapi dalam sekali makan

"Kita pakai konsentrat kering itu sekitar 4 kilogram, sisanya pakai bahan basah kayak tebon (batang) jagung dan onggok itu sekitar 7-8 kilogram supaya dia (sapi) kenyang," jelas Muslimin kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Selain itu, sapi juga diberikan suplemen khusus. Tujuannya agar lebih nafsu makan dan lebih cepat gemuk. Muslimin menambahkan sapi-sapi di tempatnya rutin ditimbang sebulan sekali. Jika ada sapi yang beratnya tidak sesuai standar, maka akan diberikan pengobatan.

"Ditimbang itu supaya ketahuan, kalau ada yang beratnya kurang kita obtain apa pakai obat cacing. Karena kan sapi ini cacingan juga," ujar Muslimin.

Biasanya, Ia menggemukkan sapi selama 3-4 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, bobot sapi bisa bertambah sampai dengan 150 kilogram. Setelah mencapai bobot 350-400 kilogram, barulah sapi akan dijual.

Muslimin mengatakan bisa saja sapi dibuat lebih besar lagi, mencapai 600 kilogram bahkan 1 ton. Namun, butuh waktu semakin lama dan modal besar, sehingga ia memilih menjual sapi di bobot 400an kilogram agar putaran uang lebih cepat.

Menurut pengalaman Muslimin, salah satu tantangan terberat dari usaha penggemukan adalah kondisi kesehatan sapi. Ia menuturkan sapi bisa terkena penyakit kronis seperti radang paru-paru atau pneumonia.

"Sapi itu bisa kena pneumo (pneumonia, red). Ciri-cirinya itu badannya kurus, nggak nafsu makan. Lalu bulunya itu berdiri seperti merinding. Kalau sudah kelihatan begitu ya mau nggak mau dipotong," urai Muslimin.

(fdl/fdl)


Hide Ads