Tak hanya menyasar pasar ekspor, BRI melalui BRILIANPRENEUR juga berupaya memberi panggung kepada uMKM Indonesia untuk dapat memperluas akses ke pasar domestik. Apalagi, saat ini Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi diketahui tengah mendorong gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia untuk mendukung UMKM lokal.
"Kami berharap kegiatan ini semakin bisa menumbuhkembangkan bisnis UMKM serta mampu mendorong UMKM untuk bisa naik kelas dari UMKM mikro naik kecil, UMKM kecil ke menengah, dan seterusnya. Sampai betul-betul bisa bersaing secara global," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amam pun berharap langkah BRILIANPRENEUR 2022 mampu memberikan pengalaman kepada UMKM untuk pulih bersama, bangkit, dan tumbuh lebih kuat serta berkelanjutan.
Lirik Peluang 2 Kategori UMKM Baru
Tahun ini, BRI juga membuka kesempatan lebih luas lagi untuk para UMKM bisa bergabung dengan BRILIANPRENEUR 2022. Salah satunya dengan menambahkan 2 kategori baru, yaitu Healthcare/Wellness dan Digital Technology (Startup).
"Dua hal ini penting karena inilah yang akan jadi salah satu motor pengembangan ekonomi Indonesia ke depannya. Karena kalau untuk industri Healthcare dan Wellness, kita tahu kita kaya akan itu dan ini bisa menjadi salah satu yang kita jual pada dunia. Di luar itu, tentunya 4 kategori lainnya tetap ada," papar Amam.
Dengan ditambahnya 2 kategori baru ini, akan ada 6 kategori UMKM yang bisa mengikuti kurasi produk. Adapun 4 kategori lainnya antara lain Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, serta Fashion & Wastra.
Ia juga menambahkan akan ada kategori penilaian baru untuk menyeleksi UMKM unggulan, yakni faktor ESG (Environment, Social, dan Government). Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari komitmen BRI untuk ikut serta dalam upaya ESG.
Lebih lanjut, Lead Curator BRILIANPRENEUR 2022 Diana Nazir menjelaskan beberapa faktor penting dalam proses kurasi produk UMKM lokal, seperti tidak boleh merusak alam. Menurutnya, penting juga untuk memperhatikan segi desain apalagi jika UMKM lokal ingin bersaing di pasar global. Tak ketinggalan pihaknya juga akan memperhatikan kualitas produk serta izin bisnis dari UMKM peserta.
"Produk yang berpartisipasi pesertanya cukup banyak. Tidak mudah juga mengkurasinya. Pertama kali juga setelah pandemi, banyak semangat partisipasi peserta untuk ikut pameran baik di Jakarta maupun hybrid sehingga mengundang banyak peserta juga," pungkasnya.
(ncm/ega)