Pantas Ekspornya Disetop... Harga Ayam di Malaysia 'Selangit'

Pantas Ekspornya Disetop... Harga Ayam di Malaysia 'Selangit'

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 01 Jun 2022 20:30 WIB
Chickens are seen in a poultry farm in Temerloh in Malaysias Pahang state on May 31, 2022. - Malaysia will halt the export of 3.6 million chickens a month from June 1 onwards, amid surging prices and supply concerns, Prime Minister Ismail Sabri Yaakob said on May 23. (Photo by Mohd RASFAN / AFP) (Photo by MOHD RASFAN/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/MOHD RASFAN
Jakarta -

Malaysia melarang ekspor ayam mulai 1 Juni 2022. Tujuan pelarangan tersebut untuk meningkatkan pasokan dalam negeri dan menahan lonjakan harga.

Dilansir dari The Straits Times, Rabu (1/6/2022), Ayam di Malaysia dalam satuan kilogram (kg) dijual hingga sekitar 17 ringgit atau setara Rp 56.440 (kurs Rp 3.320/ringgit) di beberapa pedagang. Harga itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah yang sebesar 8,90 ringgit atau Rp 29.548 per kg, berlaku mulai 5 Februari-5 Juni 2022.

Kenaikan harga terjadi karena Malaysia sedang menghadapi kekurangan ayam seiring dengan melonjaknya harga. Hal itu menyebabkan pihaknya menghentikan ekspor 3,6 juta ayam utuh per bulan mulai 1 Juni 2022 sampai produksi dan harga stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu rumah tangga di Malaysia, Rohanna Abdullah mengatakan sekarang supermarket menjual 17,90 ringgit atau setara Rp 59.428 untuk satu kg ayam. "Awal tahun ini 17 ringgit masih bisa membelikan saya lebih dari satu kg ayam di supermarket yang sama, tetapi sekarang terlalu mahal," tuturnya.

Ibu rumah tangga berusia 60 tahun itu menambahkan ketika dirinya pergi ke pasar pagi Datuk Keramat di Kuala Lumpur pada April 2022, harganya sudah di 10,50 ringgit atau setara Rp 34.860 per kg.

ADVERTISEMENT

"Mungkin harga pagu yang lebih tepat adalah 10 ringgit, mengingat biaya operasional peternak ayam yang semakin meningkat," katanya.

Ibu rumah tangga lainnya bernama Deza Hussain, mulai menanam sayuran di rumah untuk mengurangi pengeluaran. Dia merasa pemerintah harus membatasi harga pagu ayam pada 7,80 ringgit atau setara Rp 25.896 agar terjangkau ke semua orang.

Kata pedagang ayam. Klik halaman selanjutnya.

Penjual ayam Mohd Yusof mengatakan dirinya hampir tidak mendapat untung setelah dikenakan biaya 9,80 ringgit atau setara Rp 32.536 per kg oleh pedagang grosir.

"Bagaimana kami harus membayar sewa, pajak dan listrik jika keuntungan kami kurang dari 70 sen per kg?" dia berkata.

Yusof mengklaim bahwa pihak ketiga (grosir) bahkan membatasi pasokan ayam dan dia hanya menerima sekitar 40 ekor pada Selasa (31/5) dibandingkan sebelumnya yang jumlahnya ratusan.

"Ayam hidup dijual dengan harga sekitar 7 ringgit kepada pihak ketiga dan mereka menjualnya kepada kami dengan harga 9,80 ringgit. Kami tidak mampu menurunkan harga kami. Jika ada yang harus melakukannya, itu menjadi pekerjaan pihak ketiga," katanya.


Hide Ads