Ogah Jual Minyak Goreng, Pedagang Sembako: Sampai Kondisi Aman

Ogah Jual Minyak Goreng, Pedagang Sembako: Sampai Kondisi Aman

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 02 Jun 2022 14:20 WIB
Ilustrasi minyak goreng
Foto: Chuk S Widharsa
Jakarta -

Pemberhentian subsidi minyak goreng curah dari pemerintah memberikan dampak yang cukup besar bagi para pedagang pasar tradisional. Meski subsidi dicabut, para pedagang masih dituntut untuk berjualan di kisaran harga eceran tertinggi (HET) hingga para pedagang ogah berjualan.

Terpantau oleh detikcom, Kamis (02/06/2022), beberapa pedagang toko sembako di Pasar Tradisional Tebet Timur, memutuskan untuk berhenti berjualan minyak goreng curah. Hal ini akan mereka lakukan hingga kondisi dirasa aman bagi mereka untuk mulai berjualan kembali.

"Dua hari ini kita stop jualan minyak curah dulu karena surat edaran dari pasar soal harga jualnya itu. Belum tahu sampai kapannya karena sulit, lebih baik cari aman dulu. Pun belum ada pemberitahuan lebih lanjut mengenai harga minyak curah ini ke depannya akan bagaimana," ujar Dwi, salah seorang pedagang toko sembako di pasar itu, kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi mengatakan bahwa keraguan ini mulai muncul di hati para pedagang setelah mereka menerima surat edaran dari pihak pasar yang meminta pedagang menjual harga minyak di Rp 16.000 per kg. Menurutnya hal itu sangat sulit dilakukan, mengingat harga minyak dari distributor pun rata-rata berada di kisaran harga tersebut atau bahkan lebih.

"Resikonya, kita harus jual dengan harga yang sama dengan harga beli dari distributor. Kalau marginnya masih ada ya mungkin masih bisa kita coba ya. Tapi kalau marginnya tidak ada ya kita tidak bisa jual, mau bagaimana lagi kan nanti malah rugi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dwi juga menambahkan kalau hampir setiap hari ada sidak atau pengawasan dari Kepolisian. Sidak tersebut tujuannya untuk menjamin kestabilan harga minyak goreng curah itu.

Dwi berharap untuk ke depannya baik dari pihak pasar maupun pemerintah akan melakukan penyesuaian dengan kondisi pasar saat ini sehingga tidak mempersulit dan membuat bingung para pedagang.

Keresahan yang sama juga dialami oleh Muri, pedagang sembako lainnya di pasar tersebut. Dirinya mengatakan bahwa dia akan menghentikan penjualan minyak goreng curah hingga adanya kesesuaian antara kebijakan dengan kondisi di pasaran.

"Kalau dari atasnya suplainya sudah sesuai, mungkin bisa tercapai itu sampai ke bawah-bawahnya penjualan dengan harga HET dan sebagainya. Tapi kan di lapangan saat ini berbeda. Jadi akan sangat sulit untuk menjual dengan harga Rp 16.000 itu," ujar Muria.

Bahkan, dirinya menambahkan bahwa harga minyak subsidi yang berasal dari program pemerintah kemarin saja berada di Rp 15.500 per kg nya dari distributor ke para pedagang, setara dengan harga jual. Sehingga para pedagang pasar tersebut juga tetap kesulitan bila diminta menjual sesuai HET.

"Maka dari itu, untuk saat ini kami menyerah saja untuk berjualan minyak curah. Cari aman dulu untuk sementara daripada melanggar ketentuan yang ada," tuturnya.




(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads