Perusahaan rintisan di bidang teknologi atau biasa disebut startup tengah menjadi topik yang hangat beberapa waktu belakangan ini. Sebab, pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah marak terjadi pada perusahaan tersebut.
Sebagai bisnis, startup tak muncul begitu saja. Ada proses dalam lahirnya perusahaan-perusahaan tersebut. Lalu, bagaimana perjalanan lahirnya startup?
Dikutip dari Investopedia, Minggu (5/6/2022), startup sendiri mengacu pada sebuah perusahaan pada tahap pertama alias tahap awal operasi. Startup didirikan oleh satu atau lebih pengusaha yang ingin mengembangkan produk atau layanan yang mereka yakin ada permintaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, perusahaan-perusahaan dimulai dengan biaya yang tinggi dengan pendapatan yang terbatas. Oleh karena itu, mereka mencari modal dari berbagai sumber seperti modal ventura.
Dotcom yang mengacu perusahaan situs internet merupakan perusahaan rintisan yang umum di tahun 1990-an. Modal ventura kala itu mudah didapatkan di tengah banyaknya investor yang berspekulasi tentang munculnya bisnis baru tersebut. Sayangnya, sebagian besar startup internet ini akhirnya bangkrut, utamanya karena lemahnya rencana bisnis seperti sulit memperoleh pendapatan yang berkelanjutan.
Namun, sejumlah perusahaan selamat dari bubble dotcom. Perusahaan itu seperti Amazon dan eBay.
Sementara, dikutip dari MinnaLearn dijelaskan, startup sering dikaitkan dengan kebangkitan Silicon Valley. Perusahaan-perusahaan teknologi terkonsentrasi di sekitar Stanford University itu sejak tahun 1970-an. Istilah Silicon Valley sendiri pertama kali diciptakan pada tahun 1971 di sebuah majalah bernama Electronic News, yang ketika itu mengacu pada perusahaan di daerah yang memproduksi semi konduktor.
Pada tahun 1980-an, Silicon Valley digunakan untuk merujuk wilayah seperti Palo Alto, Cupertino, Sunnyvale dan Mountain View.
Ledakan startup di wilayah tersebut terjadi ketika booming dotcom di akhir 1990-an. Hal itu didorong oleh keyakinan pada teknologi dan kemungkinan internet dapat mengubah dunia yang tumbuh dengan cepat.
Perusahaan seperti Amazon dan Netscape membuka jalan dan menciptakan perasaan bahwa kesuksesan sedang menunggu semua orang yang tahu cara mendaftarkan domain. Namun, segalanya tak terkendali hingga memicu bubble dotcom yang memukul ekonomi global.
Startup belajar dari bubble dotcom bahkan bergerak lebih cepat. Sehingga muncullah perusahaan teknologi besar seperti Facebook, Uber, Airbnb, Twitter, LinkedIn, Tesla atau Dropbox.
(zlf/zlf)