Tarif Naik Candi Borobudur Nyaris Separuh UMR Jateng, Worth It?

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Senin, 06 Jun 2022 17:12 WIB
Foto: Eko Susanto/detikJateng
Jakarta -

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan akan menaikkan tiket Candi Borobudur jadi Rp 750.000. Rencana Luhut mengundang perbincangan publik. Sebab harga tiket baru Candi Borobudur setara dengan 41% Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah sebesar Rp 1.8 juta.

Dengan harga yang dianggap terlalu mahal, lantas apakah masih worth it berwisata ke Candi Borobudur?

"Dari sisi angkanya pasti nggak akan worth it dong. Rp 1,8 juta ke Rp 750 ribu, ya nggak akan worth it," kata perencana keuangan Eko Endarto saat dihubungi detikcom, Selasa (6/6/2022).

Eko berpendapat jika berwisata bukanlah pengeluaran wajib, apalagi jika nominalnya besar. Ia menyarankan masyarakat mengalokasikan gaji untuk kebutuhan lain seperti melunasi cicilan, investasi, dan lain-lain.

Menurutnya, kalau pun ingin berwisata masyarakat harus cerdik dalam menghitung pengeluaran. Jangan sampai dana wisata mengikis dana lain yang harus dialokasikan untuk kewajiban.

Eko menyebut alokasi dana gaji dapat dipecah jadi 30% untuk bayar utang, 20% untuk investasi, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup lain, termasuk berwisata. Kalaupun ingin berwisata, maka dapat mengambil dari alokasi dana tersebut.

Sebelumnya diberitakan tiket Candi Borobudur akan naik jadi Rp 750.000. Harga ini berlaku untuk wisatawan yang ingin naik ke atas Candi Borobudur. Sementara harga kawasan Candi masih tetap
Rp 50.000.

Tiket untuk turis mancanegara juga naik jadi US$ 100, sementara pelajar biayanya adalah Rp 5.000. Kenaikan harga ini bertujuan untuk membatasi kuota turis di Candi Borobudur, yaitu sebanyak 1.200 orang per hari.



Simak Video "Video: Wujud Stairlift di Candi Borobudur yang Ramai Disorot"

(zlf/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork