Tarif Naik ke Borobudur Mau Jadi Rp 750 Ribu, Nyaris Separuh UMR Jateng

Tarif Naik ke Borobudur Mau Jadi Rp 750 Ribu, Nyaris Separuh UMR Jateng

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Selasa, 07 Jun 2022 06:57 WIB
Borobudur Temple on the 24th October 2019 in Java in Indonesia. Borobudur is a 9th-century Mahayana Buddhist temple in Magelang Regency. Its the worlds largest Buddhist temple, consisting of nine stacked platforms, six square and three circular, topped by a central dome. (photo by Sam Mellish / In Pictures via Getty Images)
Foto: In Pictures via Getty Images/Sam Mellish
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan bakal membatasi kuota wisata di Candi Borobudur jadi 1.200 orang per hari. Kebijakan ini berbarengan dengan naiknya harga tiket Candi Borobudur bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

Harga tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur tetap Rp 50.000. Sementara akses ke puncak Candi Borobudur diusulkan menjadi Rp 750 ribu untuk wisatawan domestik, dan US$ 100 untuk wisatawan mancanegara.

Secara persentase, harga tiket Candi Borobudur setara dengan 41% Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah sebesar Rp 1,8 juta. Tak heran jika harga baru Candi Borobudur dianggap terlalu tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau memang untuk kepentingan konservasi dan menyelamatkan Candi Borobudur, kan bisa dengan pembatasan kapasitas saja sudah cukup. Tidak perlu dengan tarif selangit," kata ketua pengurus harian YLKI Tulus Abadi saat dihubungi detikcom, Selasa (6/6/2022).

Tulus menyebut ada potensi Candi Borobudur hanya bisa dinikmati orang kaya. Menurutnya ini tidak rasional dan meminta pemerintah membatalkannya. "Nanti hanya orang orang kaya saja yang bisa masuk ke candi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo menyebut alasan menaikkan tarif tiket haruslah jelas. Kalau untuk alasan konservasi, ia menyarankan agar memakai sistem pemesanan online.

"Besaran alasan harus jelas, apakah menambah revenue atau alasan konservasi. Kalau alasan untuk konservasi itu harus ada justifikasi ilmiahnya," katanya.

Menurutnya dengan kapasitas yang terbatas bukan berarti tarifnya harus naik fantastis. Kalaupun ada penambahan fasilitas maka harus digarap terlebih dahulu agar dapat dinilai masyarakat.

Sudaryatmo menambahkan jika kawasan Candi Borobudur harusnya gratis untuk kalangan tertentu. "Borobudur itu harus dikembalikan sebagai tempat ibadah. Kalau tempat ibadah, itu warga Indonesia yang ber-KTP Budha harusnya gratis," ungkapnya.

Simak Video 'Respons Turis Lokal dan Asing soal Harga Tiket Candi Borobudur':

[Gambas:Video 20detik]



(zlf/zlf)

Hide Ads